Umumnya, jalan-jalan ketaatan yang
Allah berikan akan mengantarkan kita pada hidayah dan keimanan yang lebih kuat.
Sebaliknya, jalan-jalan keburukan dan kemaksiatan yang Allah larang, akan
mengantarkan kita pada kelemahan iman dan kesesatan.
Akan tetapi, jangan pernah berhenti
pada kondisi yang kita alami sekarang ini. Jika kita berada dalam hidayah,
jangan sombong, seakan-akan keselamatan telah diboyong. Sedangkan jika kita
berada dalam kubangan dosa, bertaubatlah segera. Jangan putus asa, seakan tidak
ada pintu keselamatan yang terbuka.
Prinsipnya…. Jangan pernah berhenti
merawat, menjaga, menyuburkan keimanan, baik dengan doa, ibadah dan berbagai
ketaatan serta menjauh dari kemaksiatan.
Sebab, dalam beberapa kondisi,
hidayah adalah misteri;
Nabi Musa yang diasuh Fir'aun
menjadi tokoh beriman dan pejuang, namun Kan'an yang diasuh oleh Nabi Nuh
alaihissalam, justru kufur dan membangkang….
Asiah isteri Fir'aun yang tinggal di
istana bersamanya, tetap istiqamah dalam iman. Namun isteri Nabi Nuh dan Nabi
Luth alaihimussalam justru memilih kesesatan.
Abu Thalib yang begitu dekat dengan
Rasulullah saw, meninggal tanpa membawa iman, sementara Ushairam (salah seorang
shahabat yang baru masuk Islam, tak lama kemudian syahid di medan juang) di
kesempatan terakhir kehidupannya membawa syahid meraih impian.
Najasyi, raja Habasyah, negeri
tujuan hijrah para shahabat pertama kali, dikabarkan akhirnya menerima Islam
dan mati membawa keimanan. Sementara Ubaidillah bin Jahsy yang hijrah bersama
isterinya Ummu Habibah ke Habasyah untuk menyelamatkan imannya dari kekejaman
kafir Quraisy, justeru di sana murtad, dan akhirnya mati dalam kekufuran.
Di negeri-negeri Islam, tidak
sedikit generasi muslim yang kepincut budaya western, sedikit demi sedikit
mereka
menjauhi Islam sebagai pedomannya.
Sementara di Eropa-Amerika yang menjadi sumber budaya tersebut, orang kafir
berbondong-bondong mempelajari Islam untuk memeluknya.
Di kantor dakwah tempat saya bekerja
(Riyadh), hampir setiap hari ada orang mengucapkan syahadat ingin mendapatkan
nikmat Islam, tapi sekitar dua pekan lalu saya kedatangan suami yang membawa
isterinya (warga Indonesia). Dia mengadu bahwa isterinya ingin keluar dari
Islam...!
Allahumma yaa muqallibal quluub,
tsabbit quluubanaa alaa diinik….
Allahumma tawaffana muslimiin wa
alhiqnaa bisshaalihiin....
Yaa Allah yang membolakbalikkan
hati, tetapkan hati kami dalam agama-Mu…
Ya Allah, matikan kami sebagai orang muslim dan kumpulkan kami bersama orang-orang saleh....
Ya Allah, matikan kami sebagai orang muslim dan kumpulkan kami bersama orang-orang saleh....
Oleh
Abdullah Haidir (PKS Piyungan)
0 komentar:
Posting Komentar