Rabu, Desember 10, 2008

Keseimbangan

Agak sukar mengingatkan diantara kita tentang waktu. Keberhargaan waktu, semua orang nampaknya sama-sama mengetahuinya. Masalahnya tidak semua diantara kita yang sanggup memanfaatkan dengan baik seperti yang seharusnya atau umumnya dianggap baik.


Kebanyakan kita zaman sekarang cara berfikirnya cenderung materialistis. Tetapi jikapun kita menggambarkan keberhargaan waktu dengan “Time is money” sementara uang adalah symbol materialisme, kita dingin-dingin aja menanggapinya. Tidak jarang orang melakukan apapun dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Kita faham betapa berharganya uang tapi kita tidak merasakan keberhargaan yang sama ketika pepatah tadi diungkapkan untuk mengilustrasikan waktu. Buat kita Time is time, money is money! Mengapa demikian ?


Mempermasalahkan waktu biasanya erat kaitannya dengan pemanfaatan, efektivitas dan produktivitas. Sesuatu yang berhubungan dengan kualitas hidup seseorang dan tanggung jawabnya secara ukhrowi. Mempermasalahkan uang cenderung berbicara tentang dunia, sesuatu yang berhubungan dengan kuantitas hidup seseorang secara materi. Celakanya, masih ada diantara kita yang menganggap tidak bertaliannya sesuatu yang bersifat duniawi dengan sesuatu yang bersifat ukhrowi/akhirat. Padahal hakikat kehidupan adalah bahwa hidup didunia sesungguhnya adalah jalan untuk mencapai akhirat.


Rumor yang berkembang adalah bahwa beramal untuk akhirat berarti memutuskan hubungan dengan dunia dan sebaliknya, untuk mendapatkan dunia berarti kita melepaskan akhirat. Kenyataan menunjukkan ketidaksearahan antara jalan menuju dunia dan akhirat, yang satu bernama kerja dan satu lagi bernama ibadah. Jika cara berfikir kita terus demikian berarti kita terbelenggu oleh pemahaman yang kurang lengkap tentang hakikat hidup.


Cara terbaik adalah mulailah berfikir bahwa urusan dunia dan akhirat itu bertolak belakang. Sesungguhnya jalan menuju kebahagiaan keduanya adalah sama dan dapat menghasilkan harmoni keseimbangan : satu jalan yang berpangkal didunia dan berujung di akhirat yaitu dengan mengejawantahkan (menerapkan) pesan Rasululloh SAW. Pergunakanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu, pergunakanlah masa kayamu sebelum jatuh miskinmu, pergunakanlah waktu luangmu sebelum datang sibukmu dan seterusnya. Masa muda adalah saat mencari ilmu, masa kaya adalah saat kita banyak bersedekah, masa sehat adalah masa banyak berkarya dan beribadah. Ini bukan berarti waktu telah “diruangkan” kedalam kotak bernama masa muda, masa tua, masa kaya dan seterusnya. Nasehat Rasululloh SAW menggambarkan keberhargaan waktu yang memang ada “sekaligus” dan harus sekaligus pula bisa dimanfaatkan sebagai jalan meraih kebahagiaan dan keseimbangan dunia dan akhirat. Wallahu’alam bis sawab.


Sumber : Buletin FSMQ (Forum Silaturahmi Manajemen Qolbu) Th.2000