Sabtu, Maret 24, 2007

Di Suatu Yang Sepi

Di suatu pagi yang cerah
Burung berkicau dan bernyanyi
Membiarkan mentari terbit bersinar
Terangi pagi yang kan jadi siang

Di suatu siang yang terik
Membawaku pada lelah
Ingin aku kabur dari lelah
Namun terlanjur dirasa

Di suatu sore yang ceria
Membawa suasana ceria alami
Burung-burung pulang ke sarang
Sunyikan sore yang kan terbitkan malam

Di suatu malam yang sunyi
Hanya dingin menggeluti jiwaku
Tiada lagi suara kicau sang burung
Atau senyuman sang surya

Di suatu yang sepi
Tinggalkan aku dalam sunyi
Hanya berdiri di sini
Menanti datangnya pagi..

Rabu, Maret 21, 2007

Tersenyumlah

Bila ku lihat senyum di wajahmu
Bahagia semakin ku rasakan
Namun bila kau bersedih...
Rasanya ku ingin menangis

Tersenyumlah, sahabatku...
Semua akan baik-baik saja
Yakinkan pada dirimu
Bahwa tabah jalan terbaik

Tersenyumlah, kawanku
Tak perlu bersedih
Solusi terbaik pasti ada
Sabar, tunggu sebentar...

Selasa, Maret 13, 2007

Lelaki Sejati itu....

Beratapkan langit malam dengan di temani bintang dan bulan, seorang remaja lelaki, belum 19 tahun usianya, bertanya dengan manja kepada ibunya: Maa.. ceritakan
padaku tentang lelaki sejati.
Penuh kelembutan dan kasih sayang, sang Ibu tersenyum dan memaparkan:

Nak, Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya. lalu sang ibu terdiam sejenak dan melanjutkan

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenarannya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsanya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumahnya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalannya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupannya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

...sambil berusaha memahami semua perkataan ibunya, kembali remaja tadi bertanya kepada ibunya..."Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ma?"

Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajarilah tentang dia anakku..." ia pun mengambil buku itu. "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu

Ma, ingin aku mencontoh seluruh sifat lelaki itu, doakan aku agar hati ini selalu cinta kepada Rasululloh yang mulia, agar aku dapat mencontoh dan menghidupkan sunnah-sunnahnya.


Allahuma shalli 'ala muhammad wa ala 'ali muhammad...

Senin, Maret 05, 2007

Di Balik Detik Kehidupan

Waktu adalah umur manusia, ia tersusun dari detik demi detik hingga meningkat menjadi menit lalu jam, hari, dan seterusnya. Hasan Al Bashri pernah berkata: "Wahai Bani Adam! Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari. Ketika hari telah berlalu, maka berlalu pulalah sebahagian dari dirimu"

Diantara sebab terpenting dari suksesnya para pendahulu kita dalam menapaki segala tantangan dan rintangan yang menghadang adalah kedisiplinan mereka mengisi waktu dengan menginterospeksi setiap detik yang berlalu. Lebih-lebih terhadap menit, jam ataupun hari. Maka pantaslah jika mereka (umat Islam saat Rasulullah masih hidup) menyandang gelar "Khoirul Ummah" (sebaik-baik generasi).

Demikian agungnya makna waktu dalam kehidupan manusia. Rosulullah SAW telah bersabda : "Tidaklah akan berpindah kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. tentang umurnya, bagaimana ia menghabiskannya, tentang jasadnya, bagaimana ia mempergunakannya tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya dan kemana ia menghabiskannya, dan tentang ilmunya, bagaimana ia mengamalkannya. (Ad Darimi: 538)

Manusia akan mempertanggungjawabkan sekecil apapun persoalannya di dunia ini. Maka sungguh mengherankan, bagaimana jam, hari dan tahun berlalu dengan sia-sia. Ibnu Mas'ud berkata: "Saya sangat membenci sekali, jika melihat seseorang yang leha-leha, tidak mengerjakan amalan untuk dunianya maupun untuk akhiratnya."

Begitulah para salaf ash sholih, mereka selalu mengisi umurnya dengan tekun, baik dengan perkara dien ataupun dunia, tanpa letih dan jemu. Waktu yang terkait dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu beribadah kepada Allah SWT.

"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (Adz. Dzariyat :56).

Ibadah kepada Allah tidak akan terwujud kecuali dengan penjagaan terhadap waktu. Jika seorang hamba memahami makna ibadah dan tujuan penciptaan makhluk, maka sudah pasti ia akan memahami pentingnya waktu. Dan jika waktu adalah barang yang berharga bagi orang yang berakal, itu tak lain karena waktu adalah umur manusia, sebuah kehidupan yang dimulai ketika saat kelahiran dan berakhir hingga detik-detik menjelang ajal

Kamis, Maret 01, 2007

WARNA - WARNA PERSAHABATAN

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting yang paling bermanfaat yang paling disukai

HIJAU berkata:"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas ...."

BIRU menginterupsi : "Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan : "Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya : "Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak : "Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kuasa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu : Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku."

Akhirnya NILA berbicara lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama : "Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam.
Kalian jarang memperhatikan ada aku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."


Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras.
Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar.
Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara : "WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata :

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.
Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok." Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain. MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....


Persahabatan itu bagaikan pelangi :
Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.
Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu.

~~~~~~~~~~~~

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.? (QS. Al-Hujurat: 10)