Senin, September 22, 2008

Bagaimana Shaum Ramadhan kita

Ikhwah Fillah……
Dua puluh satu hari sudah perjalana shaum Ramadhan telah kita lewati, adakah kita mampu memaknainya sebagai nikmat yg luar biasa. Ketika Allah SWT masih memberi kesempatan kepada kita untuk berjumpa dengan bulan yang mulia karena kita tak pernah tahu, mungkin ini Ramadhan terakhir untuk kita.

Ikhwah Fillah….
Adakah kita mampu merasakan detik2 mahal Ramadhan yang telah kita lalui, mengisi hari2nya dengan amal sholeh atau sama saja, mungkin tak ada yang istimewa. Marilah kita sama2 berlomba, berlomba mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya. Paling tidak satu sifat buruk yang kita hilangkan dan ada satu amal sholeh yang kita biasakan di bulan yang mulia ini. Sehingga ada atsar ketika keluar Ramadhan nanti bahkan mungkin dapat meningkatkan derajat ketakwaan kita amin.

Ikhwah fillah....
Marilah sejenak kita merenung tentang Ramadhan yang telah kita jalani dan yang sebentar lagi kita lewati, semoga kita mampu menikmati Ramadhan yang sebentar lagi kita berpisah dengannya.

Ikhwah fillah....
Renungkanlah 10 indikasi ”gagal” meraih keutamaan Ramadhan dibawah ini :
1. Ketika kurang optimal melakukan ”warming up” dengan memperbanyak ibadah sunah di bulan Sya’ban..
2. Ketika target pembacaan Al Qur;an yang dicanangkan, minimal satu kali khatam, tidak terpenuhi selama bulan Ramadhan.
3. Ketika berpuasa tidak menghalangi seseorang dan penyimpangan mulut seperti membicarakan keburukan orang, mengeluarkan kata2 kasar, membuka rahasia, mengadu domba, berdusta dsb.
4. Ketika berpuasa tidak menjadikan pelakunya berupaya memelihara mata dan melihat yang haram.
5. Ketika malam2 Ramadhan tak ada bedanya dengan malam2 selain Ramadhan.
6. Jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya tang tertahan sejak pagi hingga petang.
7. Ketika bulan Ramadhan tidak dioptimalkan untuk mengeluarkan infak dan shadaqoh.
8. Ketika hari2 menjelang idul fitri sibuk dengan persiapan lahir, tapi tidak sibuk dengan memasok perbekalan sebanyak2nya pada 10 malam terakhir untuk memperbanyak ibadah.
9. Ketika idul fitri dan seterusnya dirayakan laksana hari ”merdeka” dan penjara untuk kembali melakukan berbagai penyimpangan.
10. Ketika Ramadhan, nyaris tidak ada ibadah yang ditindak lanjuti pada bulan2 selanjutnya.

Ikhwah fillah...
Semoga kita termasuk orang2 yang beruntung, yang mampu memaknai Ramadhan dengan berarti, yang mampu mengisi hari2nya dengan amal sholeh, yang mampu meraih kemenangan melawan hawa nafsu, yang mampu meraih derajat ketakwaan yang lebih tinggi, semoga....

Sumber : Tarbawi ed.15 th.2 Ramadhan 1421 H

Jumat, September 12, 2008

Betapa Luasnya Surga

Sahabat sekalian,
Mari kita terus kuatkan jiwa untuk menekuni segenap peribadahan di bulan Ramadhan ini demi menggapai ketaqwaan kepada Allah swt. Mari kita terus bersemangat dan bersegera meraih magfirah dari Allah swt dan sorga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah swt (QS Ali Imran:133).

Dan di antara yang senantiasa mesti kita perkuat dalam hati adalah keimanan kepada sorga yang Allah janjikan. Adapun kuatnya keimanan ini berbanding lurus dengan ma'rifah (pengenalan) kepada sorga itu sendiri.

Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Saya mengetahui akhir ahli neraka keluar dari neraka, dan akhir ahli sorga masuk sorga. Yaitu seorang yang keluar dari neraka dengan merangkak-rangkak, maka Allah berfirman kepadanya: Pergilah masuk sorga! Maka pergilah orang itu. Tiba-tiba terbayang padanya seolah-olah (sorga) sudah penuh, maka ia berkata: Ya Tuhan saya mendapatkannya sudah penuh. Allah berfirman: Pergilah masuk sorga! Maka ia kembali pergi dan didapatkannya seolah-olah sudah penuh. Ia pun kembali berkata: Ya Tuhan, ia sudah penuh. Maka Allah berfirman: Pergilah masuk sorga, bagimu di sorga sepuluh kali besarnya dunia. Maka berkata orang itu: Apakah Kau menertawakan (mengejek) saya, Tuhan, padahal Engkau raja? Berkata Ibnu Mas'ud: Maka saya melihat Rasulullah saw. tertawa hingga tampak giginya, sambil berkata: Demikianlah serendah-rendah ahli sorga tingkatnya. (HR Bukhari-Muslim).

Subhanallah. Sedemikian besar balasan sorga yang Allah telah siapkan bagi hamba-hambaNya. Maka alangkah meruginya kalau balasan yang agung itu ditukar dengan dunia yang amat kecil ini. Sahabat sekalian, pernahkah kita merenungi sungguh-sungguh seluas apakah sorga itu? Sorga itu seluas langit dan bumi, sebagaimana difirmankan Allah swt pada Alquran surat Ali Imran:133.

Mari kita simak sebuah hadits yang memberi gambaran kuantitatif tentang keadaan sorga ini. Abu Sa'id Alkhudry r.a. berkata: Berkata Rasulullah saw.: Di sorga ada pohon, kalau seorang berkendaraan kuda yang paling cepat lalu kuda itu berlari di bawahnya selama seratus tahu, tidak akan habis (putus) naungannya. (HR Bukhari-Muslim).

Maka seluas apakah kiranya naungan satu pohon sorga itu? Kalau kita misalkan kuda tercepat berlari dengan kecepatan 70 km/jam, maka naungan pohon itu lebih besar daripada 100 tahun x 364 hari x 24 jam x 70 km/jam atau 61.152.000 km, enam puluh satu juta seratus lima puluh dua ribu kilometer!

Untuk membandingkan jarak itu dengan jarak tempuh di bumi, mari kita hitung keliling bumi yang berjari-jari sekitar 6.378 km. Maka keliling bumi didapat dari perkalian 2 x 3.14 x 6.378 km atau sekitar 40.053, 84 km. Jika kita bagikan 61.152.000 km dengan 40.053, 84 km, maka akan diperoleh angka 1.526, 75.

Subhanallah. Artinya naungan pohon di sorga itu lebih panjang daripada 1526 kali keliling bumi!

Sahabat sekalian, hitung-hitungan ini hanya untuk mengokohkan keyakinan akan luasnya balasan sorga yang dijanjikan Allah swt. Dan hitungan ini hanyalah untuk sebuah pohon sorga saja. Wallahu a'lamu bish shawwab.

Sahl bin Sa'ad r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang sorga melihat orang yang di atas tingkat mereka, bagaikan melihat bintang di langit. (HR Bukhari-Muslim)

Semoga kita termasuk di antara yang akan dimasukkan Allah swt ke dalam sorga yang penuh kenikmatan di dalamnya. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin.

Catatan:
Hadits-hadits di atas dikutip dari Tarjamah Riyadush Shalihin, tulisan Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Annawawy, Pasal Persediaan dari Allah bagi Kaum Mu'minin di Sorga, dengan perterjemah H. Salim Bahreisy, 1987, penerbit PT Alma'arif, Bandung. Di dalam pasal ini masih banyak hadits-hadits lain yang memberikan gambaran sorga.

Oleh Adi JunjunanMusthofa
Sumber : http://www.eramuslim.com/