Rabu, Juli 22, 2009

10 hal yang dikerjakan orangtua sukses

Mereka pemimpin juga orangtua

Mereka tidak bergantung pada sekolah, pemerintah, televisi atau tontonan lain untuk mengajar anak mereka tentang nilai dan perbedaan antara baik dna buruk. Mereka kerjakan itu sendiri.


Mereka punya cita-cita bagi keluarganya dan masa depan

Hal ini sering didiskusikan dan disampaikan kepada semua anggota keluarga. Dan mereka mencapai cita-cita tersebut dengan sebuah keyakinan dan nilai-nilai yang sering mereka sampaikan secara lisan. Semua kegiatan, tingkahlaku dan keputusan diambil berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai tersebut. Jadi semua orang memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana semua kegiatan harus dikerjakan dan kenapa harus dikerjakan.


Tingkah laku mereka adalah contoh bagi anak-anaknya

Mereka jujur karena mereka percaya pada kejujuran, mereka terbuka karena mereka menghargai keterbukaan, mereka pemaaf karena mereka tahu Allah Maha Penerima taubat.

Mereka membuat keputusan penting yang sulit saat dibutuhkan, dan mereka bertanggungjawab atas akibatnya. Mereka tidak hanya bicara nilai dan keyakinan, tapi mereka menunjukkannya lewat kata dan perbuatan.


Mereka mem’berdaya’kan anak-anaknya

Mereka menyampaikan harapan yang tinggi (tapi masuk akal) atas tingkah laku dan penampilan. Mereka juga menyiapkan sumber-sumber bagi kebutuhan spiritual, emosi, fisik, intelektual dan finansial yang mereka butuhkan. Karena mereka tahu ‘harga diri adalah perlu untuk anak-anaknya.


Mereka bicara bersama anak bukan kepada anak.

Mereka mengembangkan kebiasaan menerima masukan sehingga anak akan mengerti akibat dari tingkahlaku mereka terhadap orang lain. Mereka menyaksikan sendiri bahwa anak-anak mengerti hubungan antara tingkahlaku dan konsekuensi. Dan mereka membedakan anak dan tingkah lakunya, sehingga saat terjadi masalah, cintanya tetap tidak bersyarat untuk membantu anak mencari solusi masalahnya.


Mereka bersusahpayah memahami perkembangan anak-anaknya.

Saat anak menemukan ‘jalan’nya di muka bumi ini, maka orangtua sukses ini akan menggunakan kombinasi dari kematangan dan kemampuan untuk mengarahkan jika anak-anak perlu pengarahan, berdiskusi jika situasinya membingungkan, mendorong anak jika mereka perlu energi untuk mencoba sesuatu, dan akhirnya orantua sukses ini akan melepaskan mereka dengan ikhlas. Namun, pintu tetap terbuka lebar bagi anak-anak untuk kembali saat mereka membutuhkan.


Mereka berperan aktif pada pendidikan anak, formal maupun informal.

Mereka adalah kontributor aktif di sekolah dan di komunitas mereka. Mereka memperkaya lingkungan rumahnya sesuai kemampuan mereka. Mereka menghadiri konser, pertandingan, perkemahan dan ke perayaan-perayaan lain bersama anak-anak.


Mereka ikhlas mengatakan bahwa anak mereka tidak sempurna.

Walaupun anak mereka sangat menonjol di berbagai bidang tapi orangtua ini tidak bombastis.

Mereka menerima dan bicara secara terbuka bahwa walaupun anak mereka baik, tapi tetap saja punya sifat anak-anak, yang suka berbuat salah, dan mengalami tahap perkembangan yang normal.


Mereka membicarakan masa depan dan siap memberikan saran dan bimbingan yang sesuai.

Ketika waktunya datang, mereka akan membicarakan masa depan anak-anak

Mereka juga siap memberi saran bagi karir dan pilihan-pilihan hidup yang lain yang harus diambil oleh anak-anak mereka.


Mereka mendorong anak-anak menjadi mandiri dan berpikir kritis.

Melalui semua hal di atas mereka mendorong anak-anak menjadi mandiri dan dapat berpikir kritis. Sehinga pada akhirnya setiap anak akan menjadi dirinya sendiri.


Sumber : Dr. Tom Olson

Jumat, Juli 17, 2009

Merenungkan hari akhir

Dewasa ini, dilemma yang kian melanda kaum muslim didunia adalah perhatian akan hari akhir yang sudah semakin buram dan terabaikan oleh kepentingan-kepentingan dunia yang menyita banyak keperluan. Bahkan terkadang sebagian dari mereka hanya melewatkan waktu tanpa ada kesadaran yang terbersit untuk membenahi diri sebagai hamba-Nya, dan merenungkan segala kesalahan yang terjadi pada hari itu. Hal ini dianalogikan ketika melihat manusia bersiap sepenuh kemampuan untuk menghadapi musim dingin dan musim panas, sementara segelintir dari mereka hanya terpapah santai dan tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi panasnya api jahanam.


Padahal lafadz iman billah dan yaumil akhir telah jelas tersebutkan dalam Al Qur’an, namun masih banyak manusia yang tidak mengingat saat itu, bahkan menganggapnya sangat jauh. Mereka cenderung mengutamakan dimensi yang lebih dekat, yaitu dunia. Sesungguhnya hanya dengan mendengar nama hari tersebut, sudah dapat menggetarkan perasaan dan membangunkan hati kita yang terlena dan lalai. Beberapa nama hari kiamat yang disebutkan dalam Al Qur’an diantaranya adalah : Al-Rariah (hari yang menggegerkan), Al-Haaqqah (hari yang pasti terjadi), Ash-Shakkhah (suara yang memekakkan telinga), dan nama-nama lain dengan berbagai sifatnya.


“Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusui dan menggugurkan kandungan segala wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” (Al-Hajj : 1-2)


Karena itu wahai saudaraku, mari bersama merenungkan hari akhir dengan segala hal yang akan terjadi di dalamnya serta peristiwa-peristiwa yang dapat memutihkan rambut anak kecil. Mari kita renungkan tiupan pertama sangkakala yang mengisyaratkan tiupan kiamat pada dunia ini, dimana peristiwa itu ditandai dengan beberapa kejadian yang sangat sulit dibayangkan. Hancurnya langit, bertaburannya bintang-bintang, gunung-gunung berterbangan, lautan meluap. Kemudian ditiupkan sangkakala untuk kedua kalinya. Saat itulah terjadi kebangkitan, dan manusia dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki.


(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut, pandangannya tunduk. (orang-orang kafir) berkata : “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula?”. (Al-Naziat : 6-10)


Setelah itu, marilah kita melongok pada kehidupan setelah mati, yakni saat penghisaban dan penimbangan amal. Bayangkan saat ketika kita dimintai pertanggungjawaban tentang perbuatan kita semasa didunia dahulu. Bagaimana orang gemetar saat dimintai pertanggungjawaban oleh atasannya, bagaimana bila yang meminta pertanggungjawaban adalah Allah SWT.


Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun (An-Nisa : 42)


Ketika itu, semua kezholiman akan dibalas. Semua orang yang terzholimi akan memperoleh haknya dari orang yang menzholiminya. Pada hari itu juga ada orang yang mendapat kebahagiaan, kesenangan, dan mendapatkan rahmat-Nya. Berdoalah agar kita menjadi salah satu dari yang kaum dengan perlakuan baik itu.

Setelah dihisab, manusia harus melintasi jembatan sirath yang berada diatas neraka jahanam. Ketika kita merenungkan sejenak peristiwa itu dan seolah-olah realita mengantarkan ke depan mata, tentu hati dan jiwa kita akan sangat bergetar ketakutan walau hanya sekedar memikirkannya saja. Mari kita renungkan hadits berikut, ”Manusia akan melewati titian (yang terbentang diatas) neraka jahanam. Disekitarnya terdapat banyak duri, belenggu dan jangkar yang akan menyambar manusia dari kanan dan kiri. Di kedua tepinya ada malaikat yang berdoa, ”Ya Allah selamatkanlah”. Diantara manusia ada yang melintas secepat kilat, ada yang melintasi secepat angin, ada yang melintasinya seperti penunggang kuda, ada yang berlari-lari kecil, ada yang berjalan biasa. Adapun orang yang berhak masuk neraka, maka akan masuk kedalamnya. Di dalamnya mereka tidak mati dan tidak hidup... sementara manusia yang lain disiksa dengan dosa dan kesalahannya. Mereka terbakar hingga menjadi arang, kemudian diizinkan untuk mendapat syafaat.” (Muttafaq a’laih dari Abu Said al Khudri)


Sebahagian dari orang yang beriman ada yang berhak masuk neraka, lalu Allah memberikan karunia kepada mereka dengan menerima syafaat dari orang-orang yang diridhoi, para Nabi, syuhada, shalihin atau lainnya untuk mereka. Marilah kita renungkan sejenak, berfikir dengan penug\h kesadaran bahwa akhiratlah yang saat ini sedang menanti kita. Berdoalah, bersungguh-sungguhlah dalam hidup ini... Allaahumma inni as alukal jannah...


Sumber : Buletin Jum’at Fusi edisi 05/1430 H/2009