Jumat, Februari 21, 2014

Karena Hijab Melindungi Wanita



Bismillahirahmanirrahim. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan.” (HR. Muslim).

Wanita adalah makhluk Allah SWT yang paling indah dan istimewa. Sang pesona keindahan Sang pesona dunia ini, seperti diajarkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk tetap menjadi indah dan yang terindahkan. Hanya saja begitu banyak manusia yang lalai dalam menjaga dan menikmati keindahan yang telah diciptakan ini.

Pemberitaan media massa mengenai kekerasan pada wanita, pemerkosaan, dan pelecehan seks di tempat umum sudah menjadi konsumsi tersendiri bagi public. Banyak manusia yang lemah iman dan lemah ilmu yang justru tidak bisa menikmati dan menyadari keindahan itu dalam hati mereka. Ini sangat miris dengan segala keindahan yang dimiliki oleh wanita ini justru tidak bisa dinikmati oleh beberapa orang para pemimpin bumi.

Padahal betapa Allah SWT begitu melindungi wanita yang sangat mulia dengan segala keistimewaannya, seperti yang dipaparkan pada Al-Quran Surat Al Ahzab ayat 59: “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dengan memahami ayat di atas bahwa Allah SWT sudah mewajibkan wanita untuk menutup aurat mereka agar bisa terlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ini merupakan salah satu perlindungan yang Allah SWT berikan terhadap wanita untuk selalu menjaga keindahan yang telah di Anugerahkan oleh-Nya.

Lalu bagaimana jika seorang wanita mengingkari perintah tersebut? Seiring dengan berjalannya waktu, tidak bisa dipungkiri begitu banyak wanita yang mulai berani memamerkan ‘auratnya’ di tempat umum. Sehingga perintah untuk menjaga keindahan tersebut diabaikan begitu saja. Bukan hanya perintah yang terabaikan, hal ini juga memicu bertambahnya tingkat kriminalitas terhadap perempuan itu tersendiri.

Banyak perempuan yang pada kenyataan nya mengenyampingkan keselamatan demi sebuah mode pakaian terbaru atau sebuah trend model rambut terbaru. Maksudnya, jika diperjelas adalah banyak sekali perempuan khususnya remaja yang menganggap hijab atau jilbab jika digunakan hanya menutupi kecantikan. Padahal sudah semestinya hijab atau kerudung yang digunakan oleh seorang perempuan selain berfungsi sebagai identitas sebagai muslim tapi juga sebagai pelindung kecantikan perempuan itu sendiri. Sebenarnya bukan hanya menjalankan perintah Al-Quran, bukan hanya sebagai identitas perempuan sebagai muslim, dan juga pelindung dari segala kejahatan, hijab juga mendorong perempuan-perempuan muslim untuk berperilaku lebih baik lagi. . Dengan berjilbab sesuai syar’i, Muslimah tidak akan dinilai hanya berdasarkan penampilan luarnya atau karena keindahan fisiknya. Sehingga penghargaan kepada perempuan akan sama seperti penghargaan kepada laki-laki, yaitu berdasarkan kepribadian, intelektualitas, maupun akhlaknya. Dalam al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan adalah setara:
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (al-Ahzab: 35).

Kaum feminis yang menganggap berjilbab merupakan belenggu bagi Muslimah, perlu diluruskan pemahamannya. Muslimah berjilbab adalah tanda bahwa dia menghargai dirinya dan menjaga kehormatan sehingga orang lain juga akan menghargai dan menghormati dirinya. Budaya saling menghargai sesama manusia akan menciptakan suasana yang nyaman dan harmonis. Sebaliknya perempuan yang tidak berjilbab dan memamerkan auratnya, akan menimbulkan suasana yang panas dan tidak nyaman. Perempuan akan dilecehkan, digoda dan diganggu. Hal ini menyebabkan sebagian besar orang masih memandang perempuan sebagai obyek seksual, perempuan dinilai dari fisiknya bukan dari segi intelektual dan keshalihannya.

Sebagai contoh, icon iklan motor maupun mobil bahkan alat traktor, biasanya menggunakan model perempuan dengan pakaian minim, yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan barang yang akan diiklankan. Sasaran iklan tersebut tentu saja konsumen laki-laki, akan tertarik membeli mobil tersebut karena modelnya perempuan cantik berpakaian minim dengan pose aduhai menantang. Atau misalnya perempuan yang berjalan melenggak-lenggok di dalam ring tinju dengan membawa papan ronde juga dimaksudkan sebagai pencerah permainan tinju tersebut. Akibatnya, larangan-larangan Allah dilanggar dan kejahatan seperti perzinaan dan pemerkosaan akan mudah tersulut, sehingga tercipta lingkungan yang meresahkan dan perasaan tidak aman dan tidak nyaman.
Dengan penjelasan di atas sudah bisa diterima bukan bahwa jilbab adalah pelindung perempuan yang paling baik. Jadi ada baiknya jika gerakan 1000 jilbab untuk perempuan muslimah lebih diperluas dan dikembangkan, untuk tercapainya kenyamanan bersama.

Sumber: Amanda F.P (www. dakwatuna.com)

Senin, Februari 17, 2014

Dia Memberi Tanpa Diminta



Kalau kita renungkan diri sendiri kadang-kadang kita bisa ketawa sendiri. Karena begitu anehnya kita.

Satu saja do'a kita belum diperkenankan Allah, kadang muncul pertanyaan macam-macam. Bahkan sampai buruk sangka kepada Allah. Padahal itu pun belum tentu tidak diijabah, barangkali waktunya saja belum datang.

Hal itu disebabkan oleh karena kita tidak pernah ingat kalau Allah memberi kita rezki yang sangat banyak "tanpa kita minta". Tapi Allah selalu memberinya tanpa terputus.

Nikmat bernafas lega, jarang kita sadari dan tidak pernah kita minta. Coba kalau lagi sakit asma, pasti do'anya sampai ke langit kalau bisa.

Nikmat lancarnya buang air setiap hari. Coba kalau ada gangguan pencernaan dan susah buang air kecil maupun besar, baru kita mohon-mohon kepada Allah supaya dilancarkan.

Nikmat bisa melihat. Apakah ada di antara kita di pagi hari waktu bangun tidur berdo'a: "Ya Allah, berilah aku penglihatan hari ini". Tanpa dimintapun Allah berikan nikmat itu.

Coba bayangkan, bagaimana kalau setiap bangun tidur kita harus berdo'a dulu baru seluruh persendian dan anggota tubuh bisa berfungsi. Alangkah repotnya hidup ini.

Syukuri semuanya sebelum kita terpaksa memohon supaya anggota tubuh kita berfungsi dengan baik, karena ada yang rusak/sakit.


Sumber : :: PKS PIYUNGAN *by Zulfi Akmal

Jumat, Februari 07, 2014

Jangan Berhenti Merawat Keimanan



Umumnya, jalan-jalan ketaatan yang Allah berikan akan mengantarkan kita pada hidayah dan keimanan yang lebih kuat. Sebaliknya, jalan-jalan keburukan dan kemaksiatan yang Allah larang, akan mengantarkan kita pada kelemahan iman dan kesesatan.

Akan tetapi, jangan pernah berhenti pada kondisi yang kita alami sekarang ini. Jika kita berada dalam hidayah, jangan sombong, seakan-akan keselamatan telah diboyong. Sedangkan jika kita berada dalam kubangan dosa, bertaubatlah segera. Jangan putus asa, seakan tidak ada pintu keselamatan yang terbuka.
Prinsipnya…. Jangan pernah berhenti merawat, menjaga, menyuburkan keimanan, baik dengan doa, ibadah dan berbagai ketaatan serta menjauh dari kemaksiatan.

Sebab, dalam beberapa kondisi, hidayah adalah misteri;
Nabi Musa yang diasuh Fir'aun menjadi tokoh beriman dan pejuang, namun Kan'an yang diasuh oleh Nabi Nuh alaihissalam, justru kufur dan membangkang….

Asiah isteri Fir'aun yang tinggal di istana bersamanya, tetap istiqamah dalam iman. Namun isteri Nabi Nuh dan Nabi Luth alaihimussalam justru memilih kesesatan.

Abu Thalib yang begitu dekat dengan Rasulullah saw, meninggal tanpa membawa iman, sementara Ushairam (salah seorang shahabat yang baru masuk Islam, tak lama kemudian syahid di medan juang) di kesempatan terakhir kehidupannya membawa syahid meraih impian.

Najasyi, raja Habasyah, negeri tujuan hijrah para shahabat pertama kali, dikabarkan akhirnya menerima Islam dan mati membawa keimanan. Sementara Ubaidillah bin Jahsy yang hijrah bersama isterinya Ummu Habibah ke Habasyah untuk menyelamatkan imannya dari kekejaman kafir Quraisy, justeru di sana murtad, dan akhirnya mati dalam kekufuran.

Di negeri-negeri Islam, tidak sedikit generasi muslim yang kepincut budaya western, sedikit demi sedikit mereka
menjauhi Islam sebagai pedomannya. Sementara di Eropa-Amerika yang menjadi sumber budaya tersebut, orang kafir berbondong-bondong mempelajari Islam untuk memeluknya.

Di kantor dakwah tempat saya bekerja (Riyadh), hampir setiap hari ada orang mengucapkan syahadat ingin mendapatkan nikmat Islam, tapi sekitar dua pekan lalu saya kedatangan suami yang membawa isterinya (warga Indonesia). Dia mengadu bahwa isterinya ingin keluar dari Islam...!

Allahumma yaa muqallibal quluub, tsabbit quluubanaa alaa diinik….
Allahumma tawaffana muslimiin wa alhiqnaa bisshaalihiin....

Yaa Allah yang membolakbalikkan hati, tetapkan hati kami dalam agama-Mu…
Ya Allah, matikan kami sebagai orang muslim dan kumpulkan kami bersama orang-orang saleh....

Oleh Abdullah Haidir (PKS Piyungan)