Senin, Juli 04, 2011

7 Kemutlakan AL QUR'AN

Doctor Verkuyl, Doctor Kraemer, Rifai Burhanuddin …, demikian pula dengan Pater Grunnen, bahwa ada tujuh kenyataan mutlak yang dipunyai oleh Islam, yang tidak dapat dibantah oleh siapapun juga. Ia tidak dapat dibantah oleh sejarah, ia juga tak dapat dibantah oleh Ilmu Pengetahuan, Ia tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi, oleh iklim dan masa. Mereka, pendeta-pendeta dan pastor-pastor, demikian pula sarjana-sarjana orientalis barat bahwa:

1. Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa dan sama dimana-mana telah sanggup menciptakan iklim keIslaman yang merata mutlak. Ia akan dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga dipahami oleh rang-orang India dan Pakistan, dan bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an. Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentic asli. Beda dengan Injil yang telah melalui sedemikian banyak terjemahan, sehingga keaslian kata-kata mungkin telah menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa Ibrani ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh Marthen Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman. Dari Jerman disalin pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Jawa, Minang, Timor dst. Sambil menyalin, maka atas pertimbangan politik(?) sipenyalin menterjemahkannya pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita lihat misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris syarat masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by praying and fasting, maka didalam Injil bahasa Indonesia mereka mencukupkan hanya dengan doa, sedangkan fasting atau fasten atau puasanya dihilangkan.

2. Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan. Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah teori kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana teori itu: "Dan ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung." Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat teori Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula teori perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak teori Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.

3. Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia. Itulah sebabnya didalam Islam tidak diakuinya hukum Calibat atau pembujangan. Manusia dibuat laki-laki dan perempuan adalah untuk kawin, untuk mengembangkan keturunan. Maka itu ajaran Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik" laki-laki itu membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin, ditentang oleh Islam. Bukankah monogami akhirnya melibatkan dunia Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang Italia yang monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri yang gelap? Dan bukankah Amerika, Swedia dll. akhirnya menjadi bejat akhlaknya sebab mempertahankan monogami? Maka dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah bijaksana. Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran. Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan orang untuk Poligami, yaitu poligami yang terbatas.

4. Qur'an udak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan(Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.

5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah. Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.

6. Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan. Ia selalu maju seirama dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad sudah lamanya Islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Seribu empat ratus tahun lamanya hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan humanisme dan sosialisme. Adapun atau kalaupun dikatakan mundur, sebenarnya ialah ummat artinya orang-orangnya apakah itu person atau kelompok. Mengapakah ummatnya mundur? Sebab ia telah meninggalkan Qur'annya. Ia berbeda dengan ajaran atau hukum gereja Katolik yang selalu berubah-ubah boleh - tidak boleh dan sekarang boleh lagi kawin. Padahal soal kawin adalah soal keputusan Tuhan. Adalah keputusan Tuhan selalu berubah-ubah dan dapat ditentang oleh manusia?

7. Qur'an tak dapat disangkal lagi, adalah pegangan hidup dan mati, dunia dan akhirat. Qur'an ternyata merupakan landasan idiil dan spirituil, landasan hidup di dunia dan
di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat perkara akhirat saja, tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila kita membaca Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah itu hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan. Demikian pula ia memuat hukum dengan lengkapnya hukum perkawinan dan sopan santun perang.


Inilah suatu bukti kebesaran Allah SWT, Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup bagi umat Islam.

Selasa, Juni 14, 2011

Malam

Di pinggiran sebuah hutan, satu keluarga kelinci mulai beranjak tidur. Malam membatasi gerak anak-anak mereka hanya di sekitar lubang yang menjadi rumah mereka. Walau tak berpintu, anak-anak kelinci seperti melihat dinding tebal antara rumah dan dunia luar.

Seekor anak kelinci bertingkah lain dari yang lain. Sesekali, ia menjulurkan kepalanya keluar lubang. Ia menoleh ke kiri dan kanan mencari sesuatu yang dianggapnya baru. Tapi, tindakan itu dicegah keras induknya. “Jangan coba-coba lakukan itu lagi, Nak!” teriak sang induk marah.

“Kenapa, Bu?” tanya anak kelinci heran. “Kenapa tak satu kelinci pun yang berani keluar lubang di saat malam?”

Induk kelinci menatap anaknya tajam. “Anakku,” ucapnya kemudian. “Malam sangat berbahaya untuk hewan seperti kita.

Ketika malam datang, lubang menjadi tempat yang paling aman buat kita,” jelas sang induk kemudian.

“Bukankah tanah di sekitar sini hanya dihuni para kelinci, Bu?” sergah si anak menawarkan sudut pandang lain.

Induknya tersenyum. “Anakku, justru karena malamlah, kita tidak bisa membedakan mana teman dan mana pemangsa. Sabarlah untuk bergerak sekadarnya, hingga siang benar-benar datang!” ucap sang induk kelinci begitu meyakinkan.


**

Malam dan siang memang bukan sekadar pergerakan sisi bumi yang menjauh dan menghadap ke arah matahari. Ada makna lain dari yang namanya malam. Sesuatu yang menggambarkan suasana gelap, tertutup, curiga, dan ketakutan.

Dalam diri manusia pun punya dua suasana itu: malam dan siang. Malam menunjukkan suasana hati yang picik dan dangkal, dan siang menggambarkan kelapangan dada. Pada hati yang terselimuti malam, orang menjadi mudah curiga, senang dengan yang serba tertutup, sulit memaafkan, bahkan berkecenderungan menjadi pemangsa.

Orang bijak mengatakan, siang adalah di mana kita mampu membedakan antara pohon nangka dengan pohon cempedak. Selama kita tidak bisa menangkap kearifan diri kita pada wajah orang yang kita temui, jam berapa pun itu, hal itu menandakan kalau hari masih malam.

Sumber : Kiriman email seorang teman

Kamis, Mei 12, 2011

SEBUAH RENUNGAN TENTANG SHALAT

Islam menuntun penganutnya kepada hidup di dunia bahagia dan di akhirat masuk surga dengan berpedoman kepada Al qur’an dan hadits.

Bahagia adalah : Suatu perasaan yang tidak didasari oleh materi yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa : was-was, takut, gelisah, stress ; karena hidup dan mati ini hanya karena Allah semata

Surga adalah : Segala sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesenangan di surga.

Sedangkan neraka adalah : segala sesuatu yang paling menyakitkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesakitan di neraka

Jadi apalah artinya kesenangan di dunia ini kalau nantinya mengakibatkan diri digiring ke neraka.

Hidup di dunia ini adalah kompetisi untuk menentukan tempat kita kelak di akhirat yaitu surga atau neraka. Ini sangat tergantung kepada persiapan apa yang dilakukan untuk mencapai tempat mana yang kita inginkan nanti di akhirat.

Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah.

Allah menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadap dalam bentuk Mi’raj agar langsung didengar perintah shalat tersebut oleh Rasulullah.

Rasulullah saat sakratul mautnya, berpesan untuk umatnya : Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat.

Sabda Rasulullah saw, : di akhirat nanti ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya.

Sabda Rasulullah saw, : Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan-angannya itu.

Sabda Rasulullah saw, : Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun. Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari, tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belum memahami benar akan artinya shalat.

Pada hakekatnya shalat adalah aktifitas yang mempunyai arti sebagai berikut :

1. Menyanjung dan memuji Allah : Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung , Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang

2. Membuat janji/komitmen dengan Allah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah.

3. Memohon kepada Allah : Meminta : jalan yang lurus, ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan

4. Mendoa’kan Rasulullah : shalawat


Fakta yang ada dalam lingkungan kita adalah :

1. Bagaimana agar sembahyang kita bisa khusuk, sehingga keluarlah berbagai macam aturan yang didominasi oleh kata-kata jangan dan harus, misalnya : jangan bawa pikiran yang lain dalam shalat, wajah harus tetap ke sajadah dan lainnya.

2. Shalat dilakukan hanya sebagai suatu pemenuhan kewajiban sehingga sering dilakukan buru-buru, tetapi saat berdo’a cukup lama.

3. Sementara mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati melanglang buana entah kemana, tahu-tahu shalat sudah selesai. Ini tidak beda dengan orang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya. Inilah yang dikatakan dalam QS:Al ma’un 107 :004-005 : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai dari shalatnya.

1. Sebaliknya, QS Al Mu’minun 23:001-002 Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,

2. Coba kita ingat-ingat : bila dipanggil atasan, betapa kita datang dengan rapi dan bertutur kata lembut, dan mengerti persis apa yang akan diucapkan, jarang terpikir hal-hal lain, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan.

3. Berjanji dalam shalat tidak akan menserikatkan Allah, tetapi kenyataannya dalam shalat secara tidak sadar telah melakukan serikat bagi Allah. (Syirik)

4. Syirik bukan saja menyembah berhala, tetapi juga bila kalbu ini didominasi oleh hal-hal selain Allah. (Syirik adalah dosa yang tidak berampun).

Penduduk Indonesia yang dominan beragama Islam dan melaksanakan shalat, namun shalatnya tidak dapat mencegah yang keji dan mungkar sesuai dengan tujuan shalat itu sendiri QS Al ‘Ankabuut 29:045: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ini bisa kita lihat dari betapa banyak maksiat yang masih terjadi berupa : perkosaan, perzinahan, pembunuhan, korupsi, penipuan, perampokan, penyogokan dlsb

Bila ditanamkan keyakinan ilahiyah ke dalam kalbu, sehingga akan membuahkan sikap yang qur’ani, karena keyakinan akan menentukan sikap.

Mari bertafakur sejenak untuk memperkuat keyakinan ilahiyah, sebab sabda Rasulullah :

Bertafakur sejenak, lebih baik daripada ibadah satu tahun. :

1. Bila datang kepada kita malaikat jibril yang menyampaikan bahwa umur kita tinggal 2 jam lagi, apa yang akan diperbuat ? tentulah sikap yang timbul adalah : dengan rasa takut, rendah diri dan penuh harap tanpa lagi menghiraukan harta, istri dan anak : mendirikan shalat tobat dan memohon ampunan-Nya. Bahkan selama 2 jam tersebut akan digunakan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya.

Maka anggaplah bahwa shalat ini adalah shalat yang terakhir, seolah-olah habis shalat ini akan meninggal. QS An Naml 27:003 : (yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

2. Tidak dihitung amalan yang lain apabila shalat tidak diterima.

3. Kita akan berkomunikasi langsung dengan Allah yang Maha Melihat, Maha Mendengar.

4. QS Asy Syu’araa’ 26:218 : Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),

5. Syirik adalah dosa yang tidak berampun. QS An Nisa’ 04:48 : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

6. QS An Nisa’ 04:116 : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.

5. Shalat adalah peluang besar untuk meraih surga QS Al Baqarah 02:277 : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

6. Percuma hidup di dunia bila nanti di akhirat akan masuk neraka.

7. Setan akan menggoda dari segala sisi dan segala cara.

Setelah keyakinan ini tertanam kokoh dalam kalbu, maka secara otomatis sikap kita adalah :

1. Berpakaian yang terbaik untuk ketemu dengan Allah (shalat)

2. Mengikhlaskan waktu untuk ketemu dengan Allah (shalat)

3. Setiap akan memulai suatu pekerjaan, selalu memohon kepada Allah agar terlindung dari godaan setan

4. Mengucapkan bacaan shalat dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa

5. Berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan dalam shalat sehingga mulut berucap, kalbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas : mengartikan apa yang sedang diucapkan. Wajar apabila masih saja ada gangguan bagi kalbu yang melanglang buana, tetapi dengan cepat kembali kepada Allah.

6. Janji kepada Allah dalam shalat, yakni : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata, dijadikan sebagai alat kontrol dalam setiap akan memulai tindakan. Sehingga bila tindakan yang akan dilakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka tidak perlu dilakukan. Misalnya : Bila ada niat dalam hati hendak melakukan zina atau korupsi, segera tanya kalbu ini, apakah ini kita hadirkan atau lakukan karena Allah ? Bila tidak, tentu segera meninggalkan niat berbuat tersebut.

Bila shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan tersebut di atas, maka akan terasa bahwa betapa shalat itu nikmat, sehingga sehabis shalat akan terasa tentram dalam kalbu.

Keyakinan ilahiyah ini jualah yang antara lain akan membuahkan shalat yang mana selaras antara mulut yang mengucapkan dengan kalbu yang menghayati maknanya dan otak mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu’).

Shalat seperti inilah yang dapat mencegah Keji dan Mungkar .

Insya Allah.