Rabu, Mei 14, 2008

Memaknai Usia

''Belum hilang jejak telapak kaki orang-orang yang mengantarnya ke kubur, seorang hamba (yang telah habis usianya) akan ditanya mengenai empat hal, yaitu hal usianya ke mana dihabiskannya, hal tubuhnya untuk apa digunakannya, hal ilmunya seberapa yang diamalkannya, serta hal hartanya dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya.'' (HR Tirmidzi).

Karunia Allah yang paling berharga yang diberikan kepada manusia adalah usia. Kekayaan dan kekuatan manusia tidak berarti apa-apa jika usia sudah tiada. Menurut Ar Razi, jika hilangnya masa dipahami sebagai hilangnya modal, sedangkan modal manusia adalah usia yang dimilikinya, manusia pun selalu mengalami kerugian. Sebab, setiap saat, dari waktu ke waktu, usia yang menjadi modal utamanya terus berkurang.

Tidak diragukan lagi, jika usia itu digunakan manusia untuk bermaksiat, ia benar-benar mengalami kerugian. Bukan hanya tidak mendapatkan kompensasi apa pun dari modalnya yang hilang, namun lebih dari itu. Apa yang dilakukan dapat membahayakan dan mencelakakan dirinya. Begitu juga jika usianya dihabiskan untuk mengerjakan perkara-perkara yang mubah, ia tetap dikatakan merugi sebab usia sebagai modalnya habis tanpa meninggalkan dan menghasilkan apa pun bagi dirinya.

Untuk itu, usia haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suatu hari, seorang murid bertanya kepada mursyidnya, ''Apa makna usia?'' Jawabannya adalah sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW, ''Apabila hari ini amal pekerjaanmu masih sama dengan hari kemarin, berarti kamu merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung.Nah, apakah usiamu yang setiap saat berkurang telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik atau sebaliknya? Di situlah makna usiamu.''

Ada dua hal penting mengapa usia harus mendapat perhatian serius. Pertama, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas usia yang Allah karuniakan. Kedua, usia adalah masa yang menentukan baik buruknya manusia. At Tirmidzi meriwayatkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Siapa manusia terbaik?'' Beliau bersabda, ''Manusia yang usianya panjang dan dihabiskan untuk kebaikan.'' Ia bertanya lagi, ''Siapa manusia terburuk?'' Beliau bersabda, ''Manusia yang usianya panjang, namun dihabiskan untuk keburukan.'' Wallahu a'lam bish-shawab.


Oleh : Muhammad Bajuri ** * Republika, 29 April 2008

Jumat, Mei 02, 2008

Rencana Allah itu Indah

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat keatas dan bertanya, apa yg ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu diatas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut : anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara itu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai kamu akan kupanggil dan kududukkan diatas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.

Aku heran, mengapa ibu menggunakan beang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian aku mendengar suara ibu memanggil :” anakku, mari kesini dan duduklah dipangkuan ibu”.

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hamper tak percaya melihatnya karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata :” Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bawa diatas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya.

Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah : “Allah, apa yang Engkau lakukan? “ Allah menjawab: “Aku sedang menyulam kehidupanmu”. Dan aku membantah :” Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna-warna yang cerah?”.

Kemudian Allah menjawab, “Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu dibumi ini. Suatu saat nanti aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu dipangkuanKu dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.