Memang, tidak mudah menata masa depan. Seperti juga tidak gampang menyingkapi masa lalu. Segalanya perlu keseriusan. Harus ada kehendak yang kokoh, kemauan yang bertenaga, untuk bertindak dan bersikap sebijak mungkin.
Langkah berikut Insyaallah bisa menjadi sedikit kerangka, bagaimana seharusnya kita menyambung kebaikan masa lalu dengan kebaikan masa depan. Atau menghapus keburukan hari kemarin dengan kebaikan hari ini dan juga hari kemudian.
* Yakini segala sesuatu terjadi atas ijin Allah.
Hidup ini pemberian. Bahkan segala yang melengkapi dan menopangnya juga pemberian. Allah sajalah yang Maha Pencipta. Apa yang kita terima dari beragam warna hidup ini, adalah tanda-tanda kekuasaan Allah semata. Tugas kita hanya berusaha sebaik mungkin.
“Berusahalah mengejar apa-apa yang bermanfaat untuk dirimu. Janganlah engkau bersikap lemah. Bila engkau ditimpa sesuatu, janganlah engkau berkata, ‘seandainya aku berbuat begini atau begitu,’ tetapi katakan, ‘segalanya adalah telah Allah tentukan. Apa yang Ia kehendaki pasti Ia lakukan.’ Karena sesungguhnya kata-kata ; seandainya itu bisa membuka pintu syetan” (HR. Ibnu Majah)
* Perbanyak Istigfar.
Seluruh hidup kita mestinya kita hiasi dengan istigfar. Terlalu sedikit karya dan amal yang telah kita kumpulkan. Tidak ada hari lewat, kecuali pasti celah-celah keburukan. Bilapun kita telah merasa berbuat banyak kebaikan, tetap saja kita harus memohon ampunan, setidaknya untuk perasaan telah berbuat banyak itu sendiri. Istigfar juga bermanfaat sebagai pencerah hati sehingga bisa melangkah kedepan lebih baik.
“Maka Aku katakan kepada mereka, mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnyaDia maha Pengampun.” (QS. Nuh : 10)
* Manfaatkan kesempatan, sekecil apapun untuk berbuat baik.
Sekecil apapun kesempatan untuk berbuat baik harus kita lakukan. Melakukan hal-hal yang bermanfaat dan membuang jauh apa yang tidak berguna. Selagi umur masih ada. Selagi waktu masih tersedia. Seringkali kesempatan tidak datang untuk yang kedua kali. Kita harus ingat sebesar apa yang telah kita kumpulkan didunia, sebesar itu pula apa yang akan kita bawa kehadapan Allah.
* Buatlah Rencana Yang Baik.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr : 18)
* Selalu berdo’a kepada Allah
Do’a adalah kekuatan bahkan intinya. Usaha dan ikhtiar kita tak ada artinya tanpa do’a. Do’a merupakan sandaran bagi tegak berdiri kita. Bagi lempeng lurus langkah kita. Do’a juga merupakan penyambung harapan-harapan kita kepada Allah, sampai akhir hayat kita. Yang tidak pernah berdo’a kepada Allah, berarti tidak pernah berharap kepada-Nya. Dan yang tidak pernah berharap kepada-Nya, Allahpun tidak berharap kepada orang itu.
Takut dosa dan berharap kepada Allah, sesungguhnya inti dari segala dasar-dasar kehidupan. Dengan takut dosa kita akan mendekat kepada Allah. Dengan berharap kepada Allah kitapun akan mendekat kepada-Nya.
Kini tinggal bagaimana kita berjuang secara sungguh-sungguh. Untuk menatap hari esok yang lebih menjanjikan. Sebagian dari warna masa depan itu, kembali kepada pilihan-pilihan kita hari ini.
(Dikutip dari majalah Tarbawi edisi 36 th.3)
1 komentar:
emang kita tiap saat mesti berusaha lebih baik lagi yah?bisa ga kita rehat dulu sejenak?
kan kesempurnaan adalah suatu yg ga mungkin juga?
Posting Komentar