Selasa, Januari 16, 2007

Sebab-Sebab Yang Dapat Memperkuat Iman

Seseorang bertanya dengan penuh pengharapan. Bagaimana caranya agar bisa memperkuat imannya dimana kondisi yang dia alami adalah, dia sering sekali menemui keadaan dimana ayat-ayat Al Quran yang dibacanya tidak memberi pengaruh apapun pada dirinya, kecuali hanya sedikit sekali.

Dalam bukunya, “Fatwa-fatwa Terkini”, Syaikh Ibnu Utsaimin, mengatakan bahwa mereka yang mengalami keadaan tersebut adalah disebabkan oleh kekerasan hatinya.

Penyakit keras hati pada masa sekarang ini banyak sekali dan sebab utamanya adalah berpaling dari beribadah dan ketundukan secara total kepada Allah Ta’ala. Andaikata seseorang beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan tunduk patuh kepada-Nya dengan sebenar-benarnya, niscaya dia akan mendapatkan hatinya menjadi lunak dan khusyu’. Dan, andaikan seseorang di antara kita menyongsong Al Quran dan mentadabburinya, niscaya dia juga akan mendapatkan hatinya menjadi lunak dan khusyu’ sebab Allah Ta’ala berfirman;

”Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (QS. Al Hasyr: 21)

Di antara penyebab timbulnya penyakit keras hati adalah fenomena hiasan dunia di era kontemporer ini, terbuainya manusia olehnya serta beragamnya problematika. Oleh karena itu, anda bisa menjumpai anak kecil yang belum begitu mengenal godaan duniawi dan godaan duniawi pun belum menyentuhnya lebih banyak khusyu’ dan tangisnya jika hatinya tersentuh dibandingkan dengan orang dewasa. Ini adalah pemandangan yang kita saksikan dan kalian saksikan juga sekarang ini di Masjidil Haram di saat shalat Qiyamullail. Anda akan menjumpai anak-anak muda berusia delapan belas tahun misalnya bisa lebih banyak tangisnya karena tersentuh saat disebutkan ayat-ayat yang berisi ancaman atau sugesti daripada orang yang lebih tua dari mereka karena hati mereka lebih lunak dan belum banyak terbuai oleh godaan duniawi dan belum begitu memikirkan problematika-problematika jangka panjang ataupun pendek.

Oleh karena itu, kita menjumpai mereka lebih banyak diliputi rasa khusyu’ dan lebih dekat kepada kelunakan hati daripada mereka yang sudah terbelalak oleh godaan duniawi dan terbuai olehnya sehingga menjadikan hati mereka tercerai berai ke sana ke mari.

Nasehat saya supaya mengkonsentrasikan hati dan pemikiran hanya pada hal yang terkait dengan dien ini semata, antusias dalam membaca Al Quran dengan tadabbur dan perlahan serta serta antusias pula merujuk kepada hadits-hadits yang mengandung targhib (bersifat rangsangan dan sugesti) dan tarhib (bersifat menakutkan dan ultimatum) karena hal ini dapat melunakkan hati.

Atau dengan kata lain, cobalah membaca Kitabullah, mengkajinya dan mentadabburi makna dan hukum-hukumnya, mengkaji sunnah Nabi saw dan mengetahui rincian syari’at darinya, mengamalkan isinya dan komitmen terhadapnya dalam perbuatan dan ucapan, menjadikan diri selalu dalam pengawasan Allah dan menyadarkan hati akan keagungan-Nya, mengingat hari akhir dan adanya hisab, pahala, siksa dan kepedihan serta hal-hal yang menyeramkan, bergaul dengan orang-orang yang dikenal keshalihannya dan menjauhi para pelaku kejahatan dan kerusakan.

---- Sumber: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz,dkk, “Fatwa-Fatwa Terkini”, jilid 1, Penerbit: Darul Haq, Jakarta. (Kafemuslimah.com)


1 komentar:

Achos Word mengatakan...

Tulisannya ga kelihatan bagaimana kalau warna tulisannya diganti dengan warna putih atau sebaliknya warna backgroundnya diganti warna lain agar tulisannya kelihatan.