Rabu, Agustus 09, 2017

Tentang Dia Dan Aku

Jika aku miliki bahagia dia yang pertama kali kuingat, jika aku alami nikmat, dia yang pertama akan kubagi. Tak ada di dunia yang lebih tahu diriku dibanding dia

Dia diberi hak lebih dari orangtuaku, dan aku diberi hak lebih dari orangtuanya, tak ada rahasia antara berdua. Selalu aku jaga dirinya sebagaimana dia padaku

Tak terhitung rayu dan puji yang sudah kualamatkan padanya, tak pandang siang tak tahu malam, tak terpengaruh harta atau tahta, cinta selalu bisa aku berikan

Tapi

Jika ada orang yang paling banyak menerima amarahku, itu juga dia, mungkin aku tak pernah memarahi yang lain, tapi entah berapa kali dia menangis sebab murka diriku

Dia pula yang paling banyak menerima keluhanku, mengetahui aibku, malasku, dosaku, maksiatku, kelemahan diriku, sekaligus kebiasaan-kebiasaan buruk harianku

Pula sangat banyak bentakan, sindiran, nasihat yang menyakiti yang dia terima dariku, pengacuhan dan pengabaian dariku, pasti juga dia yang paling mengalaminya

Memang

Orang kira rumah tangga selalu bahagia, senantiasa berbunga, mereka tidak tahu bahwa pernikahan itu ibadah paling lama, yang tiap harinya adalah perjalanan

Tiap-tiap kelokannya memerlukan ilmu, tiap-tiap tanjakannya megharuskan petunjuk. Jika salah memilih, maka melenceng arah tujuan kita, menjauhi sakinah

Kita terus mengabaikan kesalahan-kesalahan kecil, hingga tiba-tiba tanpa kita sadari ia sudah menggunung, menghukum kita dengan hilangnya cinta dan asa

Seharusnya

Engkau tahu dia bukan hanya pendamping dirimu, tapi amanah yang harus engkau jaga. Dengan ilmu agama bukan hanya dengan harta dan kegagahan saja

Engkau tahu bahwa pernikahan itu ibadah paling lama, bila S1 saja engkau tempuh minimal 4 tahun, 144 SKS. Mengapa dalam ibadah terlama engkau trial and error

Engkau tahu bahwa bila engkau meminta sakinah bersamanya, maka sakinah itu hanya dari Allah bukan yang lain, bertanyalah mengapa belum mulai taati Allah?

0 komentar: