Kamis, November 30, 2006

Berlapang Dada Menghadapi Kritikan

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar

Persepsi kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam hati bahwa kritik itu penting. Sahabat, apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar orang berkata, "Saya ingin mengkritik Anda!". Biasanya, jika seseorang mendapat perlakukan seperti itu, ia akan bereaksi negatif. Seakan-akan kehormatan dan harga dirinya sedang terancam. Ia menganggap kritik sebagai penghinaan yang akan menurunkan harga diri dan mencemarkan nama baiknya.

Maka, wajar jika reaksi yang muncul -- entah itu berupa pikiran, perasaan, maupun sikap tubuh -- adalah pembelaan diri. Sulit baginya untuk menerima semua kritikan, apalagi menikmatinya. Akan tetapi, responsnya akan berbeda jika kita mendengar perkataan, "Saya akan memberi kamu kripik". Spontan, kita akan senang menerimanya. Wajah menjadi cerah. Riang rasanya perasaan karena membayangkan akan diberi kripik yang lezat.

Di sinilah perbedaan kata 'kritik' dan 'kripik'. Tetapi, yang terpenting bukan itu. Hal terpenting adalah mengapa kita sampai memunculkan sikap berbeda ketika mendengar dua kata itu? Untuk yang pertama, kita cenderung sungkan menerimanya. Sementara untuk yang kedua, kita malah sering mencarinya. Sebenarnya, masalah kritik dan kripik bisa sama kalau persepsi kita tentang kritik itu kita benahi; bila kata-kata kritik menjadi bagian keseharian yang kita nikmati. Lebih dari itu, kita juga butuh ilmunya sehingga kritik ini menjadi sesuatu yang berarti dan layak kita akrabi.

Dalam menerima kritik, kita memerlukan beberapa trik, sehingga kita bisa menerima kritik tersebut sebagai sarana membangun kemuliaan. Bagaimana caranya?

Pertama, rindukanlah kritik dan nasihat tersebut. Selayaknya, kita bisa memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, dan rindu dinasihati. Seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu bagus. Persepsi kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam hati bahwa kritik itu penting. Kritik adalah kunci kesuksesan dan kemajuan, kritik akan membuka prestasi, derajat, dan kedudukan yang lebih baik.

Kedua, cari dan bertanyalah. Belajarlah bertanya kepada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka lontarkan. Milikilah teman yang mau dengan jujur untuk saling mengoreksi. Tanyalah kekurangan diri pada orang-orang yang dekat dengan kita. Percayalah, semua itu tidak akan mengurangi kemuliaan

Ketiga, nikmati kritik. Persiapkan diri untuk menerima kenyataan bahwa koreksi itu tidak selalu harus sesuai dengan keinginan kita. Ada kalanya isinya benar, namun caranya salah. Tidak ada yang rugi dengan dikoreksi. Jadi, kalau ada yang mengkritik usahakan untuk tidak berkomentar. Jangan memotong pembicaraan. Apalagi membantahnya. Belajarlah untuk diam dan menjadi pendengar yang baik.

Keempat, syukurilah. Jangan melempar komentar apapun kecuali ucapan terimakasih yang tulus kepada si pemberi kritik. Tampakkanlah raut muka yang sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Sertakan namanya dalam doa-doa kita, terutama bila kita ingat akan kebaikan-kebaikan yang pernah ia berikan.

Kelima, evaluasi diri. Jujurlah kepada diri sendiri ketika menerima kritik. Jangan sibuk menyalahkan pengkritik, atau mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain.

Keenam, perbaiki diri. Buatlah program perbaikan dengan sungguh-sungguh. Jadikan program tersebut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kritik yang datang. Mintalah kepada Allah, sebab perubahan hanya terjadi dengan izin dan kekuasaan Dia.

Ketujuh, balas budi. Jangan lupa untuk mengirimkan tanda terima kasih. Bisa berupa barang berharga, makanan, sepucuk surat, atau-minimal- informasi kepada yang mengkritik bahwa kita berterima kasih atas kebaikannya.

Selamat menikmati kritik.

Jumat, November 24, 2006

Take it or Lose it

Dalam sebuah kelas pelatihan, saya mengambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar, ada juga yang kecil. Tapi jumlahnya sengaja saya buat tak sama dengan jumlah peserta dalam kelas itu, dua puluh orang.

Kemudian saya meminta kepada peserta untuk mengambil masing-masing satu guntingan kertas yang tersedia di meja depan. "Silahkan ambil satu!" demikian instruksi yang saya berikan. Dapat diduga, ada yang antusias maju dengan gerak cepat dan mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada juga yang meminta bantuan temannya untuk mengambilkan. Dua tiga orang bahkan terlihat bermalasan untuk mengambil, mereka berpikir toh semuanya kebagian guntingan kertas tersebut.

Hasilnya? Empat orang terakhir tak mendapatkan guntingan kertas. Delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan besar-besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil. Lalu saya katakan kepada mereka, "Inilah hidup. Anda ambil kesempatan yang tersedia atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Anda tak melakukannya, akan banyak orang lain yang melakukannya".

Pagi ini di kereta saya mendapati seorang wanita hamil yang berdiri agak jauh. Saya sempat berpikir bahwa orang yang paling dekat lah yang 'wajib' memberinya tempat duduk. Tapi sedetik kemudian saya bangun dan segera memanggil ibu itu untuk duduk. Ini perbuatan baik, jika saya tak mengambil kesempatan ini, orang lain lah yang melakukannya. Dan belum tentu esok hari saya masih memiliki kesempatan seperti ini.

Soal rezeki misalnya, saya percaya ia tak pernah datang sendiri menghampiri orang-orang yang lelap tertidur meski matahari sudah terik. "Bangun pagi, rezekinya dipatok ayam tuh!" Orang tua dulu sering berucap seperti itu.

Dan entah kenapa hingga detik ini saya tak pernah bisa menyanggah ucapan orangtua perihal rezeki itu. Saya percaya bahwa orang-orang yang lebih cepat berupaya meraihnya lah yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan rezeki yang lebih banyak. Sementara mereka yang bersantai-santai atau bahkan bermalas-malasan, terdapat kemungkinan kehabisan rezeki.

Contoh kecil, datanglah terlambat dari jam kantor Anda yang semestinya. Perusahaan tidak hanya akan mengurangi gaji Anda akibat keterlambatan Anda, bahkan kinerja Anda dianggap minus dan itu mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap Anda. Bisa jadi Anda tidak mendapatkan promosi tahun ini, sementara rekan Anda yang tak pernah terlambat lebih berpeluang.

Saya sering mendengar teman saya berkomentar negatif tentang apa yang dikerjakan orang lain, "Ah, kalau cuma tulisan begini sih saya juga bisa melakukannya" atau "Saya bisa melakukan yang lebih baik dari orang itu". Kepadanya saya katakan, saya yakin Anda bisa melakukannya. Masalahnya, sejak tadi saya hanya melihat Anda terus berbicara dan tak melakukan apapun. Sementara orang-orang di luar sana langsung berbuat tanpa perlu banyak bicara. Buktikan, jika Anda sanggup! Terus berbicara dan mengomentari hasil kerja orang lain tidak akan membuat Anda diakui keberadaannya. Hanya orang-orang yang berbuatlah yang diakui keberadaannya.

Kepada peserta di kelas pelatihan tersebut saya jelaskan, simulasi tadi juga berlaku untuk urusan ibadah. Saya tidak berhak mengatakan bahwa orang yang lebih tepat waktu akan mendapatkan pahala lebih besar, karena itu hak Allah dan juga tergantung dengan kualitas ibadahnya itu sendiri. Tapi bukankah setiap orang tua akan lebih menyukai anaknya yang tanggap dan cepat menghampiri ketika dipanggil ketimbang anak lainnya yang menunda-nunda? Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Karena suka mungkin saja awal dari cinta. Semoga.

Bayu Gautama

Rabu, November 22, 2006

Gaul Syar'i Ala Muslimah

Penulis : Aris Solikhah

Gaul and modis, siapa sih yang nggak pengen? Pasti semua orang pengen. Saking pengennya, kadang cewek suka jadi plagiat total gaya hidup para selebritis. Coba deh lihat sekitar kamu. Soal pakaian saja, remaja putri mencontek abis fesyennya selebritis lokal maupun Holywood semisal Agnes Monica, Jeniffer Lopez, Nicole Kidman, Madonna dan sebagainya. Rok mini diatas dengkul, bujal, aurat terbuka merata disekitar leher dan dada.

Hidup para selebritis kita pun tak jauh dari aktivitas dunia gemerlap alias dugem. Berhura-hura di pesta dan tempat hiburan dengan gonta-ganti pasangan. Tampil full aksesoris nyentrik dan make up tebal demi menggaet simpati serta kenalan. Kita nggak mau dong over acting untuk menarik perhatian dan simpatik orang seperti itu, tapi ngorbanin ridhanya Allah. Sebenarnya kayak apa sih tampil gaul, modis tapi tetap syar'i. Nah kalo kamu ingin jadi muslimah gaul tapi syar'i, kamu kudu ngikutin rambu-rambu Allah dibawah ini.

Berbusana Muslimah

Islam juga mengatur urusan malbusat (urusan pakaian) ini lho. Ada dua busana yang wajib dipakai seorang muslimah yaitu khimar (kerudung) dan jilbab. Di masyarakat, orang menyamakan begitu saja antara kerudung dan jilbab.

Kerudung adalah penutup kepala atau pakaian atas. Batasan kerudung, minimal dua kancing paling atas baju atau tepat diatas dada. Selain itu tak membentuk kepala. Kadang karena pengen tampil trendy, perempuan suka niru gaya kudung gaul ketat menutup kepala dan leher saja. Bahkan tanpa sadar kelihatan warna kulit lehernya. Nah, gaya seperti ini sebenarnya belum sesuai dengan syar'i. Perintah memakai kerudung ini ada di Al Quran surat An Nur ayat 31.

Jilbab sendiri dalam kamus bahasa arab Al Munawir artinya baju longgar yang terus ke bawah tak berpotongan. Rambu-rambu dalam berjilbab antara lain nggak transparan sehingga kelihatan warna kulitnya, longgar, nggak press body serta irkha'; ilaa asfal alias menyentuh tanah tapi nggak panjang berekor.

Kewajiban berjilbab ini termaktub dalam surat Al Ahzab ayat 59. "Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu."

Biar kelihatan cantik & modis. Ada tips yang perlu diperhatikan. Bagi kamu yang bertubuh bongsor pilih kain jilbab yang berbunga kecil-kecil atau bergaris vertikal. Kebalikannya, bagi kamu yang berbody ceking pilih jilbab berbunga besar atau garis horisontal. Warna cerah dan bunga setaman sangat cocok bagi jiwa mudamu.

Biar tambah keren, coba padankan warna jilbab dengan warna kerudungmu. Kamu juga bisa berkreasi dengan model jilbabmu, dikasih rompi, rendra, manik-manik, bordir dan apa aja deh terserah selera . Asal jangan dikasih paku payung aja, entar dibilang kayak Rocker lagi.

No Ikhtilat, No Khalwat!

Tahu kan ikhtilat dan khalwat? Yup, ikhtilat ialah kondisi bercampurbaurnya antara laki-laki asing dan perempuan yang tidak dalam satu tempat tanpa ada urusan yang diperbolehkan agama. Maksud asing di sini, bukan mahram (laki-laki yang haram dinikahi) dan suami.

Birthday party, tamasya, jjs (jalan-jalan sore) bareng-bareng, nonton film rame-rame cowok campur cewek adalah beberapa contoh aktivitas per-ikhtilatan ria. Hampir semua aktivitas, saat ini full dengan ikhtilat. Nggak semua ikhtilat dilarang sih. Di bidang muamalah seperti pendidikan, jual beli, medis, persaksian di pengadilan, ikhtilat diperbolehkan, namun juga dengan batas tertentu pula.

Berlawanan dengan ikhtilat, khalwat adalah berdua-duaan antara laki-laki asing dan perempuan di tempat sepi. Berdasar ketidakbolehan khalwat inilah, hukum pacaran jadi nggak boleh alias haram. Apalagi ditambah aksi tangan doi yang 'menjelajah' kemana-mana. Wah gawat bisa terjadi adegan usia 17 ke atas. Sensor film kaleee.

Pantang non, mendekati zina. Jadi inget iklan sabun : no ikhtilat, no khalwat, no MBA (marry by accident maksudnya). Yang sudah terlanjur ke jebur melakukan pacaran, mendingan di-cut aja deh. Atau segera menikah, dengerin sarannya Meggy Z terlanjur basah, iya sudah mandi sekalian...

Jaga Pandangan

Dari mata jatuh ke hati. Exactly. Hati yang kotor berawal dari ketidakbisaan menjaga pandangan mata. Mata adalah jendela hati. Oleh karena itu Allah memerintahkan laki-laki dan perempuan mukmin untuk menundukkan pandangan (ghadul bashar) terutama pada lawan jenis. Menundukkan disini bukan lantas kemana saja bawaannya merem atau nunduk terus. Bisa-bisa dikira orang lagi cari uang receh yang jatuh ke jalan.

Menundukkan pandangan artinya kita melihat sesuatu itu no feeling. Natural dan biasa aja gitu loh. Termasuk melihat makhluk bernama pria. Emang sih, kalau dituruti siapa bisa nolak pemandangan cowok cool kayak Leonardo De Caprio atau Nicholas Saputra lewat di depan mata. Pengennya ekor mata ngikutin sampai si doski hilang dari pandangan. Ampe lupa tu di depan ada tiang listrik menanti. Wadauw kejedot. Sakit booo...

Makanya kalau bertemu dengan lawan jenis terus ada sesuatu perubahan di diri kita sehingga menimbulkan silah jinsi (perasaan yang mengarah pada hal yang istimewa), itulah saat tepat untuk segera membalikkan pandangan mata dari obyek semula. Pandangan pertama rezeki. Selanjutnya, ghadhul bashar dong.

So, kamu jadi paham kan, nggak bener tuh, kalo kita menjadi muslimah yang kaffah, terus dibilang nggak gaul. Kamu bisa kok gaul n modis, tapi tetap syar'i. Biar funky asal syar'i...

Selasa, November 21, 2006

Sebaik-baiknya teman adalah….

Selama kita hidup di dunia ini, kita akan selalu berhubungan dengan yang namanya "teman". Ada teman yang baik, ada pula teman yang buruk. Tapi kadang kita sulit membedakan, mana sih teman yang baik itu, atau mana teman yang buruk itu. Sebagaimana halnya kita sering sulit membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.

Saudaraku, Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah memberikan petunjuk kepada kita melalui Al Qur'an yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Dengan petunjuk Allah itu, kita bisa menemukan siapa sebenarnya teman yang baik, yang pantas kita jadikan sebagai teman.

Saudaraku, teman yang baik itu adalah orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah. Mereka itu adalah:

  1. Nabi-nabi
  2. Para Shiddiiqiin
  3. Orang-orang yang mati syahid
  4. Orang-orang yang sholeh

Mereka itulah sebaik-baiknya teman.

"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An Nisaa': 69)

Sekarang para nabi sudah tiada. Oleh karena itu, carilah teman yang menjadikan nabi sebagai idola dan teladannya. Carilah teman yang menjadikan Al Qur'an dan As Sunnah sebagai panduan hidupnya. Carilah teman yang menjadikan para shiddiiqiin sebagai panutannya. Carilah teman yang memiliki cita-cita mati syahid. Dan carilah teman yang sholeh/ah.

Lalu bagaimana doanya agar kita diberi petunjuk agar menemukan teman-teman yang baik (alias teman-teman yang dianugerahi nikmat oleh Allah itu)? Sebenarnya doa itu sudah sering kita ucapkan ketika sholat, mari sama-sama kita buka dan baca surat Al Fatihah ayat 6-7:

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al Fatihah: 6-7)


Aamiin Allahumma Aamiin...
Sumber :
Hudzaifah.org

Senin, November 20, 2006

Temanku, Tuhanku

“Ia mengatakan kepada teman dialognya: ‘Apakah kamu tidak bersyukur terhadap nikmat Tuhan yang telah menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes sperma, kemudian membentukmu menjadi seorang pria?” (QS. Al Kahf : 37)

“ Wahai dua temanku sepenjara! Apakan Tuhan – tuhan yang beraneka ragam lebih baik, ataukah Allah Yang Esa Yang Perkasa?” (Qs. Yusuf : 39)

Kata teman, kawan, konco, sahabat dll mempunyai makna yang mirip dalam bahasa Indonesia, yaitu orang lain yang dekat dengan kita, yang tidak mempunyai hubungan darah. Selain itu, teman juga berarti pendamping dan dengan demikian; anak, ayah, ibu, mertua, kakek yang mempunyai hubungan keluarga dengan kita juga dapat menjadi teman.

Setiap orang mempunyai teman yang mendampinginya dalam hidup ini pada masa tertentu. Ada teman bermain yang menemani dalam bermain, atau teman bicara yang menemani dalam bicara, atau teman hidup yang menemani dalam hidup, baiik sebagai istri maupun sebagai suami. Ada teman kencan yang menemani kencan tetapi biasanya bukan diikat oleh tali perkawinan dan ini dilarang oleh Allah dan bertentangan dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat islam.

Kehidupan ini tidak mungkin dilalu tanpa teman, dan ini tidak hanya khusus bagi bangsa manusia, tetapi juga binatang dan makhluk-makhluk yang lain. Bahkan ada pertemanan antara dua makhluk yang berbeda, misalnya antara manusia dan binatang, antara manusia dan jin atau setan.

Dalam islam mausia boleh berteman dengan binatang tetapi dilarang berteman dengan iblis atau setan. Khusus setan, maka makhluk ini diciptakan Allah menjadi musush manusia. Allah meminta supaya manusia menjadikan setan sebagai musuh.

“Setan itu sesungguhnya adalah musuh kalian karena itu jadikanlah ia sebagai musuh.” (Qs. Fathir : 6)

Karena musuh maka pertemanan dengan iblis atau setan akan berakhir dengan kekecewaan bagi manusia. Satu saat iblis atau setan akan mencelakakan mausia. Banyak orang yang menjadi susah kehidupannya di kemudian hari, bahkan susah untuk menghembuskan nafas terakhir dikala sakaratulmaut karena pada masa mudanya berteman dengan setan atau iblis.

Kebutuhan kepada teman sering menjadi kebutuhan dasar. Anak kecil butuh bermain dan orang dewasa butuh relaksasi. Ia membutuhkan seseorang atau beberapa orang dalam bermain atau upaya menghilangkan stress dengan berlibur, olahraga dll. Ini tidak ada salahnya dilakukan selama permainan dan relaksasi tsb tidak bertentangan dengan ajaran islam.

Orang juga butuh teman bicara. Orang mungkin tidak butuh uang atau bantuan, tetapi sorang teman yang dapat mendengarkan pendapat dan keluhannya, atau paling tidak untuk memecah kesunyian hidup. Teman bicara ini mungkin isteri/suami, anak/cucu, teman dekat atau siapa sajaa yang dapat menjadi pendengar yang baik. Kadang-kadang kita tidak menemukan teman bicara padahal kita sangat membutuhkannya, jalan keluar terbaik adalah berbicara kepada Allah melalui munajat, do’a dan membaca Al Qur’an.

Setiap insan tentu butuh teman hidup, mempunyai istri/suami. Melakukan perkawinan adalah sunnah (hokum) kehidupan yang ditetapkan oleh Allah. Dengan menikah hidup akan tenang, kasih sayang akan terbentuk dan anak cucu penerus cita-cita dan generasi yang akan lahir. Karena itu memutuskan untuk hidup membujang sepanjang umur tidak sesuai dengan sunnah (hokum) kehidupan tsb.

Teman pun tidak satu jenisnya. Ada teman dekat dan ada teman jauh atau teman akrab dan teman biasa. Teman biasa adalah teman yang biasa kita temui di tempat kerja, kantor, sekolah, universitas, organisasi, partai politik, pemukiman dll. Kita berteman karena sering bertemu dan hidup dilingkungan yang sama. Sungguhpun dekat dimata teman seperti ini belum tentu dekat di hati.

Kitapun mengenal teman dekat/akrab yang selalu memperhatikan temannya. Teman dekat inilah yang dapat dijadikan tempat curahan hati (curhat). Bila hati yang santun dan bersahabat bertemu dengan hati yang lain yang juga santun dan bersahabat, maka keduanya akan melahirkan persahabatan kental.

Teman biasa adalah teman dikala suka tetapi teman akrab adalah teman dikala suka dan duka, dikala lapang dan sempit. Inilah sahabat karib, dari bahasa arab sahaabah qariibah yang selalu dekat dan menyertai, sekalupun berpisah secara fisik.

Pertemana yang terbaik adalah dengan Allah Pencipta manusia. Seorang nabi Allah yaitu Ibrahim a.s. juga disebut sebagai teman Allah (Khalilullah / Khalilurrahman)

“Allah telah mengambil Ibrahim sebagai teman.” (Qs. An nisa : 125)

Dengan menjadikan Allah sebagai teman hidup, orang tidak akan pernah kecewa. Teman akrab sekalipun tidak mungkin dihubungi terus menerus selama 24 jam, tetapi Allah bisa. Ia akan mendengarkan keluhan kita bila kita mengeluh kepada Nya. Teman akrab sekalipun tidak akan mungkin selalu dekat kepada kita, tetapi Allah lebih dekat kepada kita daripada batang leher kita sendiri (QS. Qaf : 16), bila kita dekat kepada Nya.

Pertemanan dengan Allah tidak mungkin diselingi pertemanan dengan iblis/setan. Baik setan iblis maupun setan manusia. Hal itu karena minyak tidak mungkin bersatu dengan air. Air tidak mungkin bersatu dengan api. Hak tidak mungkin bersatu dengan bathil. Kedzaliman tidak mungkin diaduk dengan keadilan dst.

Sebaliknya pertemanan dengan Allah juga tidak bias diselingi dengan pertemanan antara sesame manusia berdasarkan kebohongan, tipu daya, pengkhianatan, menggunting dalam lipatan dll. Pertemanan sesame manusia harus berdasarkan keridhaal Allah, karena Allah mencintai kita disebabkan perbuatan kita dan kita cinta kepada Nya karena Allah yang paling berhak untuk dicintai. Cinta kita kepada Nya membuat kita dekat dengan Nya dan Allah dekat dengan kita.

By : Dr. Rifyal Ka’bah, MA
Sumber : Buletin Dakwah No. 15 thn XXXIII/14 April 2006

Senin, November 13, 2006

Bersihkanlah hati agar meraih keberkahan-Nya

Hati yang bersih adalah hati yang akan membawa kebahagiaan, kesuksesan, kemenangan, kedamaian, dunia akhirat. Sungguh sukses beruntunglah hamba Allah yang suci hatinya. Hati yang suci akan mudah mengakses, menerima, hidayah - petunjuk Allah, rahmat - kasih sayang Allah, maghfirah - ampunan Allah, inayah - pertolongan Allah, dan berkah demi berkah.

Yang kedua, hati yang bersih, do'a pun menjadi mustijabah. Karena tidak ada hijab, tidak ada yang menghalangi dia dekat dengan Allah, karena bersih hatinya, bening.

Kemudian yang ketiga, hati yang bersih, subhanallah, kalau ia bicara, bicaranya pun menjadi hikmah. Qoulan tsakila, kata-kata yang berbobot.. Dan kalau hamba Allah yang hatinya bersih itu bicara, orang akan mendengar, orang akan menyimak, dan mudah mendapatkan hikmah, al ilmu dari mereka yang hatinya bersih.

Hati yang bersih, subhanallah, bersemainya sifat-sifat yang mulia. Ikhlash, sabar, syukur, qona'ah, tawadhu, tawakal, dan sebagainya, subur sekali sifat-sifat mulia tumbuh bersemai di hatinya. Kemudian hati yang bersih mudah meraih kekhusyu'an, mudah menerima ilham, intuisi-intuisi kebaikan dan perbaikan.

Hati yang bersih, subhanallah, akan mendapat kedudukan yang mulia, maqoomammahmuudah. Hati yang bersih, subhanallah, pusat perhatian para malaikat. Seperti bintang di tengah malam, menyala-nyala, mengundang perhatian para malaikat. Sehingga malaikat mendekatinya dan terus memujinya dan mendoakannya, agar ia terus dalam kebersihan, dalam kesucian di hadapan Allah.

Kemudian hati yang bersih, subhanallah, akan membuat hati itu bercahaya. Hati yang bercahaya akan menerangi pikirannya, bicaranya, penglihatannya, pendengarannya, tubuhnya bercahaya. Hai akhlak yang mulia. Kemudian ia bercahaya, maka siapapun yang mendekati dirinya akan merasakan berkah dari cahaya yang ada pada dirinya. Jangankan dia, orang mendekat dia pun akan merasakan keberkahan-Nya. Kalau suami hatinya bersih, istrinya pun mendapatkan keberkahan. Kalau istri hatinya bersih insya Allah suami pun mendapat keberkahan dari Allah. Kalau orang tua bersih hatinya insya Allah anak-anaknya pun mendapat keberkahan dari Allah. Kalau pemimpin hatinya bersih insya Allah rakyat pun mendapatkan keberkahan dari kebersihan hatinya.

Hati yang bersih, firasatnya sangat tajam. Hati yang bersih, syaithon tidak dapat menguasainya, silau mata syaithon melihat hati hamba Allah yang bersih, karena memancar cahaya.

Karena itu kita mohon kepada Allah agar hati kita dibersihkan oleh Allah SWT, diampuni dosa-dosa yang mengotori hati kita, diperbaiki akhlaq buruk yang menjadi hijab di hati kita. Sehingga dengan hati yang bersih kita mendapatkan keberkahan demi keberkahan

By : Ust. M. Arifin Ilham
Sumber : www.hudzaifah.org

Kamis, November 09, 2006

KISAH SEBATANG BAMBU

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya.
Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar.

Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam..... , kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.


Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?

Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, " Ini aku Allah, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki."

Semoga Bermanfaat..dr Milis ESQWay 165