Jumat, Oktober 13, 2006

Bersumpah dengan waktu

Ustadz, apa arti Wal 'Ashri? Ada yang mengartikannya "Demi waktu Ashar" padahal yang saya ketahui "Demi Waktu" ? Mana yang benar? dan mengapa Allah swt bersumpah dengan waktu? Mohon penjelasannya.
Nani @ e-mail

Jawab :
Di antara para ahli tafsir ada yang mengartikan Al 'Ashr itu dengan waktu shalat Ashar, karenanya mereka mengartikan Wal 'Ashri itu Demi waktu 'Ashar. Sementara kebanyakan para ahli tafsir mengartikan Al 'Ashr adalah waktu yang di dalamnya berlangsung segala kejadian dan aktifitas. Penulis lebih cenderung memilih pendapat yang kedua karena lebih bersifat umum.

Pada surat Al 'Ashr, Allah swt. bersumpah Wal 'Ashri (Demi waktu), tujuannya agar kita memperhatikannya dengan seksama. Ingat, sesungguhnya manusia sangat terikat oleh dimensi waktu. sifat waktu itu dinamis, berjalan terus. keadaan manusia pun berubah sesuai dengan perjalanan waktu.

Contoh sederhana, bulan lalu kita masih mahasiswa, sekarang sudah bergelar sarjana atau bisa juga malah drop out. Tahun lalu bergelar ayah, sekarang menjadi kakek. Sepuluh tahun lalu kulit kita masih mulus, sekarang mulai keriput, dst. Jadi, sadar atau tidak perjalanan waktu akan mengubah kita.

Persoalannya, ke arah mana perubahan itu terjadi? Menurut suatu riwayat, ada tiga kemungkinan. Siapa yang kualitas (amal shaleh) hari ini sama dengan kemarin, itulah orang yang tertipu (oleh waktu). Siapa yang kualitas hari ini lebih buruk dibandingkan dengan hari kemarin, itulah orang yang terlaknat. Siapa yang kondisi hari ini lebih baik dari hari kemarin, Itulah orang yang mendapat rahmat. Al Qur'an menyebutkan, manusia akan sadar betapa mahalnya waktu saat malaikat maut menjemput.

Firman-Nya, "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematianku) sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yg shaleh." (Al Munaafiquun 63:10)

Ayat ini menegaskan bahwa ada orang yang baru tersadar kalau dirinya belum punya perbekalan akhirat saat dijemput malaikat maut. Orang macam ini memohon, "Ya Allah tangguhkan kematian saya sesaat saja agar punya kesempatan untuk beramal shaleh." Penyesalan ini tak berarti, kalau jatahnya sudah habis, sedetik pun tidak bisa diperpanjang.

Kematian itu misterius tapi pasti. silakan jangan percaya, tapi cepat atau lambat kita akan merasakannya. tdak ada yang tahu kecuali Allah. berapa jam, hari, bulan, atau tahun lagi sisa umur kita, semuanya misterius. Nah, mumpung malaikat maut belum menjemput, marilah kita isi waktu yang ada saat ini dengan ucapan dan perbuatan yang dicintai dan diridhai-Nya. Tiada detik yang dilalui kecuali diisi dengan amal shaleh.

Kalau semester ini tidak lulus, kita masih punya kesempatan pada semester berikutnya. Kalau tidak lulus dalam menggunakan waktu, tidak ada her mengulangi kehidupan, yang ada hanya penyesalan abadi. Di akhirat, ada yang berteriak saat selesai penghisaban,

"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh, berlainan dengan yang telah kami kerjakan." (Faathiir 35 : 37).

Terlambat! kehidupan sudah usai, tidak ada pengulangan. Na'udzubillah. karena itu, dalam surat Al 'Ashr Allah swt. mengingatkan, "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya tetap dalam kesabaran."

Kesimpulannya, Allah bersumpah dengan waktu dengan tujuan untuk mengingatkan kita bahwa waktu merupakan modal yang paling utama. Karena itu isilah waktu yang masih ada pada geenggaman kita dengan berbagai karya dan amal shaleh.Wallahu A'lam

Sumber : www.percikan-iman.com

0 komentar: