Rabu, April 27, 2011

Imam Al-Ghazali

Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya (teka-teki):

Imam Al-Ghazali: “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : “Orang tua”
Murid 2 : “Guru”
Murid 3 : “Teman”
Murid 4 : “Kaum kerabat”
Imam A-Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali
Imron:185).

Imam Al-Ghazali: “Apakah yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : “Negeri Cina”
Murid 2 : “Bulan”
Murid 3 : “Matahari”
Murid 4 : “Bintang-bintang”
mam A-Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali e masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan dating dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama”.

Imam Al-Ghazali: “Apakah yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : “Gunung”
Murid 2 : “Matahari”
Murid 3 : “Bumi”
Imam A-Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai hawa nafsu kita membawa ke neraka.

Imam Al-Ghazali: “Apakah yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : “Baja”
Murid 2 : “Besi”
Murid 3 : “Gajah”
Imam A-Ghazali: “Semua jawaban itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH Surah Al-Azab: 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk neraka karena gagal memegang amanah”.

Imam Al-Ghazali: “Apakah yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : “Kapas”
Murid 2 : “Angin”
Murid 3 : “Debu”
Murid 4 : “Daun-daun”
Imam A-Ghazali: “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat”.

Imam Al-Ghazali: “Apakah yang paling tajam sekali di dunia ini?”
Murid-murid dengan serentak menjawab: “Pedang”
Imam A-Ghazali: “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri”.


“SAMPAIKANLAH WALAU SATU AYAT...”

Kamis, April 14, 2011

Komidi Putar


“Pak, nanti berhenti di tempak es krim yaa..” bujukku tiap sore hari, sambil memeluk badan bapak erat dari belakang dimana bapak selalu memenuhi permintaanku untuk jalan-jalan sore sehabis beliau pulang berdagang dengan motor kesayangannya GL Pro, waktu itu tak pernah ku fikirkan kalau beliau pastilah sangat letih karena dari sebelum subuh sudah berangkat untuk menjemput rejeki.

“iya, nanti berhentinya di dekat pasar malam yang ada komidi putarnya” jawab bapak dan aku mengangguk walau tak mungkin terlihat bapak, yang penting bagiku es krimnya, es krim rasa kacang hijau dan coklat. Hanya 2 yang boleh aku beli tidak boleh lebih, kalau aku mau rasa duren aku harus merelakan salah satu rasa es krim.

Waktu itu hari sabtu, sambil menikmati es krim yang ku pilih ku lihat pasar malam itu sudah mulai ramai dan sebagian orang mengantri tiket agar anaknya dapat memainkan beberapa permainan disana, bapak menggandeng tanganku untuk ikut dalam antrian komidi putar, “ Akhirnya tinggal 2 keluarga di depan kita” kata bapak. Aku menoleh pada antrian di depanku dan masih saja perhatianku pada komidi putar yang didalamnya ada kuda, kapal, mobil, perahu dan beberapa gambar binatang dimana nanti akan aku menaiki salah satunya.

“Apa mereka itu satu keluarga? ” tanyaku

“Bapak rasa begitu, nduk”

“Wow! Keluarga besar dengan 8 orang anak”

“Tidak mudah membawa begitu banyak anak ke dalam pasar mala mini bersama-sama” kami memandang bersamaan pada antrian depan kami, ramai sekali celoteh anak-anak mereka. “Aku tak sabar mau naik yg kuda itu”, “aku mau yang harimau itu kak”, “aku yang mobil” celoteh mereka bersahut-sahutan.

“ Apa kalian senang anak-anak? berterimakasih lah pada ibu kalian karena ini idenya” ujar bapak anak-anak tersebut kepada anak-anaknya.

“ Bapak kalianlah yang patut di beri ucapan terimakasih, karena harus bekerja extra mencari uang untuk kalian dan kita bisa pergi bersama ke pasar malam ini.” Jawab sang ibu

“ Terima kasih Bapak dan Ibu, hari ini benar-benar menyenangkan” kata mereka bersemangat.

“ Kau memang bapak yang baik” bisik ibu tersebut, “ sayang, kau istri yang cantik dan ibu yang baik” pujinya.

Masih dengan suasana yang riuh gembira di depanku, gembira sekali mereka seolah-olah baru pertama kalinya mereka menginginkan permainan ini, Bapak ku ada di belakang antrian orang tua mereka “aku akan menceritakan ini waktu nanti aku pulang kerumah pada teman-temanku” begitu yang ku dengar dari salah satu anak laki-laki yang badannya sedikit lebih besar kepada adiknya.

“ Semuanya Rp. 4000 pak” penjaga tiket menyebutkan nilai yang harus dibayar.

“ Berapa semuanya?!” jawab sang bapak terkejut.

“ Harga tiket per anak Rp. 500 pak” penjaga tiket menjelaskan

“ Saya kira Rp. 3000 cukup untuk membeli tiket dan es krim untuk mereka pak?” bisik sang ibu kepada suaminya dengan nada sedih. “Bagaimana mengatakan kepada mereka kalau uang kita tidak cukup” ibu anak-anak itu menatap suaminya yang masih terdiam memandang anak-anaknya.

“Permisi, Pak! Sepertinya uang Bapak terjatuh.” Bapakku mengambil uang yang ada ditanah dan mengedipakan mata kepada bapak anak-anak itu sambil mengepalkan tangan ke bapak itu.

“ Terima kasih, terima kasih banyak, Pak! Uang ini benar-benar sangat berarti bagi saya dan keluarga saya.” Ujar Bapak tersebut dengan senyum yang sumringah senang.

“Ayo anak-anak, kita masuk dan pilih yang kalian mau” ajak Bapak pada anak-anaknya seraya tersenyum pada Bapakku, kami pun pergi ke parkiran motor untuk kembali pulang.

Kami sendiri tidak lebih kaya dari mereka waktu itu, dan “ Maaf ya nduk, Bapak janji akan mengajakmu lain kali, Bapak

harap kamu mau menunggu.”

“ Iya Pak, aku memang tidak jadi naek komidi putar, tapi hari ini aku melihat Bapak yang hebat!.”

**********

Pria itu tahu masalah yang di hadapinya. Dia tak ingin minta bantuan, tetapi yang pasti dia sangat menghargai bantuan tersebut dalam situasi saat itu. Dia menatap mata Bapakku, menyambut tangan Bapak dengan kedua tangannya dan menggenggam erat lembaran uang tersebut dengan bibir bergetar dan air mata membasahi pipinya, dia menjawab,

“ Terima kasih, terima kasih banyak, Pak! Uang ini benar-benar sangat berarti bagi saya dan keluarga saya.”

Teruntuk para Bapak di seantero jagad ini! Special untuk Bapak yang sedang melewati masa di hari tua, I L O V E YOU (putrie)

Sumber : Catatan seorang kawan .. Tri setyawati