Di suatu pagi yang cerah
Burung berkicau dan bernyanyi
Membiarkan mentari terbit bersinar
Terangi pagi yang kan jadi siang
Di suatu siang yang terik
Membawaku pada lelah
Ingin aku kabur dari lelah
Namun terlanjur dirasa
Di suatu sore yang ceria
Membawa suasana ceria alami
Burung-burung pulang ke sarang
Sunyikan sore yang kan terbitkan malam
Di suatu malam yang sunyi
Hanya dingin menggeluti jiwaku
Tiada lagi suara kicau sang burung
Atau senyuman sang surya
Di suatu yang sepi
Tinggalkan aku dalam sunyi
Hanya berdiri di sini
Menanti datangnya pagi..
Sabtu, Maret 24, 2007
Di Suatu Yang Sepi
Rabu, Maret 21, 2007
Tersenyumlah
Bila ku lihat senyum di wajahmu
Bahagia semakin ku rasakan
Namun bila kau bersedih...
Rasanya ku ingin menangis
Tersenyumlah, sahabatku...
Semua akan baik-baik saja
Yakinkan pada dirimu
Bahwa tabah jalan terbaik
Tersenyumlah, kawanku
Tak perlu bersedih
Solusi terbaik pasti ada
Sabar, tunggu sebentar...
Selasa, Maret 13, 2007
Lelaki Sejati itu....
Beratapkan langit malam dengan di temani bintang dan bulan, seorang remaja lelaki, belum 19 tahun usianya, bertanya dengan manja kepada ibunya: Maa.. ceritakan
padaku tentang lelaki sejati.
Penuh kelembutan dan kasih sayang, sang Ibu tersenyum dan memaparkan:
Nak, Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya. lalu sang ibu terdiam sejenak dan melanjutkan
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenarannya.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsanya.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumahnya.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalannya.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupannya.
Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.
...sambil berusaha memahami semua perkataan ibunya, kembali remaja tadi bertanya kepada ibunya..."Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ma?"
Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajarilah tentang dia anakku..." ia pun mengambil buku itu. "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu
Ma, ingin aku mencontoh seluruh sifat lelaki itu, doakan aku agar hati ini selalu cinta kepada Rasululloh yang mulia, agar aku dapat mencontoh dan menghidupkan sunnah-sunnahnya.
Allahuma shalli 'ala muhammad wa ala 'ali muhammad...
Senin, Maret 05, 2007
Di Balik Detik Kehidupan
Waktu adalah umur manusia, ia tersusun dari detik demi detik hingga meningkat menjadi menit lalu jam, hari, dan seterusnya. Hasan Al Bashri pernah berkata: "Wahai Bani Adam! Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari. Ketika hari telah berlalu, maka berlalu pulalah sebahagian dari dirimu"
Kamis, Maret 01, 2007
WARNA - WARNA PERSAHABATAN
Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting yang paling bermanfaat yang paling disukai
Kalian jarang memperhatikan ada aku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."
Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras.
Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar.
Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.
Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara : "WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata :
"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.
Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok." Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain. MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....
Persahabatan itu bagaikan pelangi :
Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.
Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu.
~~~~~~~~~~~~
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.? (QS. Al-Hujurat: 10)