Senin, Januari 27, 2014

Jangan Melihat dari Sudut Pandang Sempit



Suatu hari seorang suami pulang kerja, dan mendapati tiga orang anaknya sedang berada di depan rumah. Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai pakaian tidur. Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan belum berganti pakaian.

Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh.. Ternyata .. kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana. Kertas-kertas bungkus dan plastik bertebaran tidak karuan. Dan … pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka.

Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah... MasyaAllah … kacau … berantakan … ada lampu yang pecah. Ada sajadah yang tertempel dengan permen karet di dinding. Televisi dalam keadaan on dan dengan volume maksimal. Boneka bertebaran di mana-mana. Pakaian acak-acakan tidak karuan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

Dapur? Ooooh tempat cucian piring penuh dengan piring kotor. Sisa makanan pagi masih ada di atas meja makan. Pintu kulkas terbuka lebar.

Sang suami mencoba melihat lantai atas. Ia langkahi boneka-boneka yang berserakan itu. Ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut. Maksudnya adalah hendak mendapatkan istrinya, siapa tahu ada masalah serius dengannya.

Pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber dari kamar mandi. Semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup. Sabun telah berubah menjadi buih. Tisu kamar mandi sudah tidak karuan rupa, bentuk dan tempatnya. Cermin penuh dengan coretan-coretan odol..

dan....

Begitu ia melompat ke kamar tidur...

Ia dapati istrinya sedang tiduran sambil membaca komik!!!

?????#$%!###

Melihat kepanikan sang suami, sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum.

Dengan penuh keheranan sang suami bertanya: “Apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”

Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata:

“Bukankah setiap kali pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidakpuasan: 'Apa sih yang kamu kerjakan hari ini wahai istriku' bukankah begitu wahai suamiku tersayang?!”

"Betul," jawab sang suami.

“Baik,” kata sang istri, "hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku lakukan”.


***

Pesan yang ingin disampaikan adalah:

1. Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang, berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE.

2. Dan … agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya.

3. Dan … jangan dikira bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai, diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil apa-apa.

4. Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT.


*by Musyafa AR (PKS Piyungan)

Selasa, Januari 07, 2014

Siapa Sejatinya Seorang Teman?



Tak punya teman …? Duh ga’ gaul banget yaa..sepi dan gak seru. Senang dan bangga rasanya kalau kita punya teman banyak , apalagi mereka asyik-asyik  bisa menghibur. Ketika kita SD  ada puluhan, SmP ratusan, Teman Sma.. seabreg lah ya dari yang satu ‘geng’  sampai yang sebatas kenal. Teman di dunia maya ? …Wah paling top ribuan!  Tiap bulan ada saja acara reunian , berkat’ hasil karya sosial media  yang berhasil ‘mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat’ itu.

Manakah diantara mereka teman sejati ??  Dunia tetap dunia, berlaku azas manfaat , ada gula  ..ada semut  . Zaman sekarang cari yang paling efisien dan ekonomis, teman itu untuk have fun together, ..bukan buat repot- repot.

Sesungguhnya ada teman yang ‘abadi ‘ , siapakah dia?

Diriwayatkan  bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membuat perumpamaan bagi dunia dan anak Adam ketika meninggal, seperti seorang lelaki yang memiliki tiga teman dekat. Ketika Ajal hampir tiba, dia berkata kepada salah seorang di antara mereka,” Aku mempunyai teman yang mulia dan kuperhatikan kebutuhannya. Sementara ketetapan Allah sudah dekat dengan ku seperti yang engkau lihat. Maka apa pendapatmu”
Temannya berkata,” Ini merupakan ketetapan Allah yang lebih dahulu terjadi pada dirimu. Aku tidak dapat menghilangkan kesusahanmu . Tapi saat ini aku ada di dekatmu. Maka ambillah bekal yang bermanfaat sesukamu.”

Kemudian dia berkata kepada temannya yang kedua,” Engkau adalah teman dekatku yang paling istimewa dari tiga teman dekatku. Sementara ketetapan Allah hampir datang kepadaku seperti yang Engkau lihat.Maka apa pendapatmu?”

Temannya berkata,” Ini merupakan ketetapan Allah yang lebih dahulu datang kepadamu. Aku tidak dapat menghilangkan kesusahanmu. Tapi aku akan mengurus dirimu selama sakit. JIka engkau meninggal maka akulah yang memandikan dan mengkafanimu. Akan kututupi jasad dan auratmu.”
 Kemudian dia berkata kepada temannya yang ketiga, “ Ketetapan Allah akan datang kepadaku seperti yang engkau lihat. Sementara engkau adalah orang yang paling kuremehkan dari tiga teman dekatku. 

Maka apa pendapatmu?”

Temannya berkata,” Aku adalah sahabat karibmu di dunia dan di akhirat. Aku akan masuk bersamamu didalam kuburmu ketika engkau dimasukkan ke sana, dan aku akan keluar dari sana ketika engkau keluar, dan aku tidak ingin berpisah denganmu selama-lamanya.”
Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,” Temannya yang pertama adalah hartanya, yang kedua adalah keluarganya dan yang ketiga adalah amalnya.” (sirajul Muluk, Ath-Thurtusy- Khutbah-khutbah Rasulullah)  Allahuma sholli ala Muhammad...

Sumber : Eramuslim, Redaksi – Sabtu, 2 Rabiul Awwal 1435 H / 4 Januari 2014 08:36 WIB